Bumbu kacang inilah yang menjadi jiwa dari semanggi. Setiap pedagang semanggi biasanya memiliki resep bumbu kacang yang sedikit berbeda, membuat cita rasa setiap sajian semanggi bisa bervariasi.
Penjual Semanggi: Simbol Kota Pahlawan
Penjual semanggi tradisional di Surabaya dikenal dengan sebutan "mbok semanggi." Mereka menjajakan semanggi dengan cara tradisional, menggendong bakul berisi semanggi di punggung mereka sambil berkeliling kota. Kehadiran mbok semanggi ini menjadi pemandangan yang ikonik di Surabaya, terutama di area permukiman dan pasar tradisional.
Meskipun semakin jarang ditemui di tengah pesatnya perkembangan kuliner modern, mbok semanggi masih menjadi simbol keteguhan dan kearifan lokal masyarakat Surabaya. Mereka tetap mempertahankan cara tradisional dalam menjajakan semanggi, yang menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan dan pecinta kuliner lokal.
Semanggi Suroboyo bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol sejarah dan budaya yang kaya. Hidangan ini mengingatkan kita akan kesederhanaan dan kearifan lokal masyarakat Surabaya yang telah diwariskan turun-temurun. Bagi siapa pun yang berkunjung ke Surabaya, mencicipi semanggi adalah pengalaman yang wajib untuk menikmati cita rasa tradisional yang autentik.
Semanggi Suroboyo tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menyimpan cerita yang tak ternilai tentang identitas dan kebanggaan warga Kota Pahlawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H