Semanggi Suroboyo: Kuliner Khas Surabaya yang Melegenda
Semanggi Suroboyo adalah salah satu kuliner tradisional khas Surabaya yang sudah melegenda. Hidangan ini terdiri dari daun semanggi yang direbus dan disajikan bersama bumbu kacang yang gurih, dengan taburan kerupuk puli yang renyah. Meskipun tampilannya sederhana, semanggi Suroboyo menyimpan keunikan rasa dan nilai historis yang dalam, menjadikannya salah satu kuliner yang tak lekang oleh waktu.
Sejarah Semanggi Suroboyo
Semanggi telah menjadi bagian dari budaya kuliner Surabaya sejak lama. Konon, semanggi awalnya adalah makanan rakyat kecil, khususnya para petani. Daun semanggi yang digunakan adalah tumbuhan liar yang mudah ditemukan di sawah dan lahan pertanian. Seiring waktu, semanggi menjadi hidangan yang semakin populer, terutama karena kesederhanaan dan kelezatan bumbu kacangnya.
Di masa penjajahan Belanda, makanan ini menjadi simbol ketahanan pangan masyarakat karena bahan-bahannya yang mudah didapat dan murah. Hingga saat ini, semanggi tetap bertahan dan menjadi salah satu ikon kuliner yang dibanggakan oleh warga Surabaya.
Ciri Khas Semanggi Suroboyo
Hal yang membedakan semanggi Suroboyo dengan kuliner lainnya adalah penggunaan daun semanggi yang direbus sebagai bahan utamanya. Daun semanggi yang segar memiliki tekstur yang lembut dan rasa yang sedikit pahit, namun ketika disandingkan dengan bumbu kacang yang gurih dan manis, rasa pahit tersebut tersamarkan, menghasilkan harmoni rasa yang nikmat di lidah.
Kerupuk puli yang terbuat dari nasi yang dikeringkan dan digoreng juga menjadi elemen penting dalam penyajian semanggi. Kerupuk ini memberikan tekstur renyah yang kontras dengan kelembutan daun semanggi dan bumbu kacang.
Proses Pembuatan Semanggi
Meskipun terlihat sederhana, proses pembuatan semanggi memerlukan ketelatenan. Daun semanggi harus direbus hingga empuk, namun tidak boleh terlalu lembek agar teksturnya tetap terjaga. Sementara itu, bumbu kacang yang menjadi saus utama terbuat dari campuran kacang tanah, cabai, gula merah, dan bahan-bahan lain yang dihaluskan hingga merata.
Bumbu kacang inilah yang menjadi jiwa dari semanggi. Setiap pedagang semanggi biasanya memiliki resep bumbu kacang yang sedikit berbeda, membuat cita rasa setiap sajian semanggi bisa bervariasi.
Penjual Semanggi: Simbol Kota Pahlawan
Penjual semanggi tradisional di Surabaya dikenal dengan sebutan "mbok semanggi." Mereka menjajakan semanggi dengan cara tradisional, menggendong bakul berisi semanggi di punggung mereka sambil berkeliling kota. Kehadiran mbok semanggi ini menjadi pemandangan yang ikonik di Surabaya, terutama di area permukiman dan pasar tradisional.
Meskipun semakin jarang ditemui di tengah pesatnya perkembangan kuliner modern, mbok semanggi masih menjadi simbol keteguhan dan kearifan lokal masyarakat Surabaya. Mereka tetap mempertahankan cara tradisional dalam menjajakan semanggi, yang menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan dan pecinta kuliner lokal.
Semanggi Suroboyo bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol sejarah dan budaya yang kaya. Hidangan ini mengingatkan kita akan kesederhanaan dan kearifan lokal masyarakat Surabaya yang telah diwariskan turun-temurun. Bagi siapa pun yang berkunjung ke Surabaya, mencicipi semanggi adalah pengalaman yang wajib untuk menikmati cita rasa tradisional yang autentik.
Semanggi Suroboyo tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menyimpan cerita yang tak ternilai tentang identitas dan kebanggaan warga Kota Pahlawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H