Seisi kelas tertawa. Pak Guru manggut-manggut. "Ada yang ingin menjawab lainnya?"
Marlanah mengacungkan jarinya. Dengan berdiri tegak dia lantang menjawab:"Bakiak itu sandal yang tidak gampang rusak pak. Tahan cuaca apapun. Mau hujan, panas, atau angin topan bakiak tetap yang terbaik." Kedua jempol tangan Marlanah ke depan
"Huuuuuuuuuuu" teriak rekan-rekannya
"Kemarin waktu banjir, bakiak bapak saya hanyut tuh." Celetuk Rian
Semuanya tertawa.
"Bagus Marlanah. Ada lagi yang mau menjawab."
Hening seketika kelas.
"Coba yang lagi menunduk di belakang, Susi. Menurut kamu apa manfaat dari bakiak?"
"Eeeeee... Eeeee... anu pak... anu...... bikin yang memakaianya semakin berwibawa dan gentle. Kaya Bapak Dul ini."
Wajah Pak Dul memerah. Ia melangkah menuju tempat duduk Susi. Sejenak ruang kelas menjadi tegang. Susi yang merasa dihampiri jadi serba salah. Semakin dekat pak Dul mengeluarkan dompetnya. Dikeluarkan uang pecahan sepuluh ribu rupiah dan diberikannya pada Susi. Seketika tepuk tangan membahana mengisi ruangan kelas. Susi menghembuskan nafas panjang. "Alhamdulillah.. makasih pak !" sambil mencium tangan Pak Dul.
Pak Dul kembali ke depan kelas. "Selain manfaat yang tadi di sebutkan di atas oleh teman-teman kalian, manfaat lain yang kita dapatkan yaitu dapat kita gunakan sebagai sarana olah raga atau permainan tradisional yang biasa diperlombakan. Kalian tahu permainan apa?"