Mohon tunggu...
De Kils Difa
De Kils Difa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat

Berkarya Tiada BAtaS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Restu untuk Aji

5 November 2018   06:52 Diperbarui: 5 November 2018   07:10 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepuk tangan meriah menggema di seantero gedung. Senyum merekah menghiasi bibir semua pengunjung. Seorang laki tua menundukkan kepala, dari kedua bola matanya keluar tetesan air yang membasahi kulit keriputnya.

Jemari tangan kanannya di genggam seorang wanita paruh baya yang kedua matanya berkaca-kaca karena memandang sosok pria muda di atas panggung. Sementara bibirnya tak lepas dari puja puji kepada sang Pemilik alam.

"Hadirin yang berbahagia. Demikianlah sambutan Aji Kamehame, atas nama perwakilan wisudawan dan wisudawati. Lulusan terbaik tahun ini dengan nilai IPK 4.00. Semoga ilmu dan pengalamannya yang di dapat selama ini, bisa bermanfaat bagi seluruh makhkuk alam semesta. Aamiin."

##

Aji memeluk kedua orang tuanya di pelataran gedung serba guna kampus usai menerima ucapan selamat dari teman-temannya. Sang Ibu berulang kali mencium kening Aji. Babanya mengumbar senyum.

"Baru kali ini aku lihat lagi senyum manis Baba." Ucap Aji dalam hati

Teringat ia peristiwa dramatis dengan Babanya beberapa tahun lalu sebelum masuk kuliah.

"Pokoknya Aji tetap mau cari kerja Ba, Aji ngga mau kuliah."

"Mau kerja apa kau? Pengalaman belum punya, mana ada perusahan yang mau terima pekerja seperti kau." Ucap Baba ketus

"Aji akan berusaha sekuat tenaga sesuai perintah yang Baba ajarkan."

"Tapi harus tahu diri. Lebih baik kau lanjutkan lagi belajarnya, setelah lulus baru bekerja."

"Maaf Ba, Aji ngga bisa."

Tiba-tiba sebuah kopyah melayang mengenai wajah Aji. Belum hilang rasa kagetnya, Baba seperti orang kalap, didorongnya Aji hingga terjerembab.

Ibu menangis di balik pintu. Jilbab yang ia kenakan diuwel-uwel sendiri. Begitulah Ibu jika melihat Baba marah. Tak berani mendekati apalagi meredakannya.

"Pokoknya besok kau daftar kuliah lalu belajarlah dengan rajin. Setelah lulus, terserah kau mau kerja apa. Mau melanjutkan usaha madu Baba atau kerja di tempat lain. Baba tidak akan campur tangan lagi."

Aji terdiam. Tak lagi bersuara dan memandang Babanya yang meninggalkannya.

"Ingat, kalau kau tak kuliah, jangan harap Baba restui hubunganmu dengan Raisa anak Haji Tomang juragan jengkol." Ucap Babanya di balik pintu sambil menggandeng tangan istrinya.

"Baaaaaaaaa... jangaan Baaa..... Aji mau kuliah....." teriak Aji sambil meremas kopyah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun