"Maaf Ba, Aji ngga bisa."
Tiba-tiba sebuah kopyah melayang mengenai wajah Aji. Belum hilang rasa kagetnya, Baba seperti orang kalap, didorongnya Aji hingga terjerembab.
Ibu menangis di balik pintu. Jilbab yang ia kenakan diuwel-uwel sendiri. Begitulah Ibu jika melihat Baba marah. Tak berani mendekati apalagi meredakannya.
"Pokoknya besok kau daftar kuliah lalu belajarlah dengan rajin. Setelah lulus, terserah kau mau kerja apa. Mau melanjutkan usaha madu Baba atau kerja di tempat lain. Baba tidak akan campur tangan lagi."
Aji terdiam. Tak lagi bersuara dan memandang Babanya yang meninggalkannya.
"Ingat, kalau kau tak kuliah, jangan harap Baba restui hubunganmu dengan Raisa anak Haji Tomang juragan jengkol." Ucap Babanya di balik pintu sambil menggandeng tangan istrinya.
"Baaaaaaaaa... jangaan Baaa..... Aji mau kuliah....." teriak Aji sambil meremas kopyah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H