Loe…
Loe…
Semuanya, kalo berani gua jabanin !!!!!
Karena gua. Jagoan kampung Cibeler
Kemarin gua dicariin orang. Dia datang bawa mobil sedan, bertiga datangnya. Tapi yang nemuin gua cuma satu doang. Pakaiannya rapi. Berjas warna hitam plus kemeja putih dan dasi di dalamnya. Kaca mata hitam ngga mau di lepas padahal udah di dalam rumah. Duduknya tegap, tapi sesekali dia menyilangkan kaki kanan ke kaki kirinya. Rambutnya klimis abis. Parfumnya, aaaah… kalah dah tuh baunya minyak nyong-nyong punya almarhum Dono.
Pokoknya orang parlente dah
Hampir dua jam dia nyerocos ngalor ngidul nyeritain sepak terjangnya selama ini di ibu kota. Gua sih manggut-manggut aja. Baru seujung kuku dah petakilan gayanya. Masih kalah jauh ama gua dia mah.
Di ujung pembicaraan, ternyata maksud kedatangannya ke rumah gua yang notabene seorang jagoan kampung Cibeler adalah minta menjadi partner bisnis . Menurutnya, menyambut bulan puasa esok kiranya perlu ada kerja sama demi meningkatkan kualitas dan keuntungan berlebih dari kedua belah pihak.
Gua manggut-manggut. Dia minta jawaban saat itu juga, apakah gua siap menjadi partner bisnisnya. Harus ada jawaban jelas, ngga boleh ngambang atau ragu-ragu. Begitu pintanya.
Manggut-manggut lagi gua tanpa suara.
Mendapat ekspresi datar itu, dia mulai gelisah. Jemari tangan yang tadi terbuka lebar kini menyatu dengan suara gemelutuk dari giginya.