Mohon tunggu...
De Kils Difa
De Kils Difa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat

Berkarya Tiada BAtaS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rujak a la Cintawp

23 Februari 2016   13:05 Diperbarui: 23 Februari 2016   13:20 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Eh Imoet, Loe mau tambah lagi ngga nih sambelnya?” Tanya Cinta

“Siap mbak Cinta, ulekin aja lagi, yang puedeeess, pueedesssss, pueedeesssss…!”

Buah Belimbing, Kedondong, Mangga muda, plus jambu air menjadi santapan siang kala itu. Asyik mereka makan, tiba tiba Dwi bangun dan memegang perutnya.

“Eh Imoet, perut gua mules nih, gimana dong?”

“Tuh banyak pohon Belimbing Dwi, Loe tinggal gali terus ntar loe urug dah!” Jawab Nudia dengan cekikikan

“Sompret Loe.. emang Gua kucing. Buruan nih Imoet !”

“Itu mas, tinggal lari aja ke bawah. Ada tempat khusus pembuangan hajat kok. Hehehe..”

Tanpa banyak komentar, segera Dwi meluncur dengan tangan kanan memegang perut dan tangan kiri memegang bokong yang mengeluarkan suara brrooooootttttttt……

Cinta dan Nudia ketawa sambil ngacak-ngacak tanah liat tampang Dwi yang kebelet.

Lima menit, sepuluh menit, sampai dua puluh menit , Dwi belom keliatan batang hidungnya.

“Imoet, susul Dwi sono, kok belom balik dia, Jangan jangan nyasar?”Ucap Cinta dengan raut wajah khawatir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun