Ia kembali bertanya kemana Biyanca? Aku menjawab dengan penawaran mengajak Tuan Sugeng untuk makan mie. Ia tertawa mendengar tawaranku.
“Kau pikir aku ini orang miskin yang tak bisa makan sepertimu. Enak saja. Jangan coba mengalihkan pembicaraan.” Begitu tuturnya.
Aku tentu saja kaget dan takut mendengar gertakannya.
“Di mana Biyanca? Kasih tahu aku ! jika tidak, kau dan Emakmu yang penyakitan itu harus segera pergi dari rumah ini”
Aku diam saja.
“Hai … kau tuli ya?” Ia menghampiriku.
“Saya tidak tahu Tuan, kakak Cuma bilang mau cari uang untuk bayar utang pada Tuan”
“Jangan coba-coba kau bohongi aku”
“Sumpah Tuan.” Ucapku memelas
“Aku tak percaya, cepat kau beritahu aku atau kuhajar kau sekarang juga !” Ia menarik kerah baju kumalku.
Aku lantas menangis. Kencang. Melebihi volume suara hujan yang mulai mereda.