Mohon tunggu...
De Kils Difa
De Kils Difa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat

Berkarya Tiada BAtaS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Andai Cinta...

2 Januari 2016   19:47 Diperbarui: 2 Januari 2016   19:47 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta ibarat condongnya hati terhadap sesuatu yang amat menggebu-gebu. Artinya kalau sudah sampai tingkat rindu, rasa itu mampu membawa seseorang menjadi budak bagi yang dicintai bahkan membelanjakan semua demi yang dicintai, meskipun yang dicintai belum tentu menerimanya.

Darto, begitulah namanya. Banyak orang yang senang bergaul dengannya. Meskipun kalau dilihat dari tampangnya, yaa... ngga terlalu enak-enak banged untuk dilihat. Berperawakan kurus, rambut sedikit keriting, muka terkesan jadul meski sudah divermak berulang-ulang dan kulit hitam manis. Postur tinggi? Ngga juga, tapi bukan cebol.

Pagi ini, dia tidak seperti biasanya. Diam melamun. Duduk di bawah pohon Mangga yang berada di belakang sekolah saat mampu melepaskan diri mengikuti mata pelajaran budi pekerti dengan ditemani Joy, sahabat karibnya. Sudah 10 menit Joy dibuat bingung oleh tingkah Darto yang berubah secara mendadak. "Ada apa ya ama nih bocah?" Tanya hati Joy.

"To, hei.... ngga kaya biasanya loe diem kaya kodok lagi sakit gigi. Ada apa nih? Anything problem?" Tanya Joy.

Darto tetap diam, membisu. Menatap ke depan sambil tak berkedip. Padahal, di depannya hanya ada dua ekor kambing yang sedang menyantap makanan siangnya. Ngga ada yang lain, cewek cakep mandi gitu?

"Hei To, ada apa sih? Ngomong dong! Ceritanya loe sekarang udah ngga percaya ama gua lagi nih, oke deh kalo gitu!" Joy berdiri dan beranjak untuk pergi.

"Eh... Joy mau kemana loe?" Tangan Darto tiba-tiba menahan Joy.

"Ah... loenya sih, diajak ngobrol malah diem aja. Emangnya loe pikir gua tukang jamu, gua ngomong ke sana-sini loe kagak tanggepin. Mending gua balik ke kelas ngeliat si Marni yang bohay, dari pada di sini gua dikacangin sambil ngeliat muka dan tingkah orang yang ngga jelas."

"Cieleee... Gitu aja marah, sorry Joy... Cinii cayang, duduk lagi sama aku, ntar aku beliin cilok dah!"

"Sorry-sorry... Enak aja loe beliin cilok doang, bakso ya?"

"Eeh malah nawar.. Yaudah , yang penting loe nemenin gua di mari, ok?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun