Mohon tunggu...
De Kils Difa
De Kils Difa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat

Berkarya Tiada BAtaS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengejar Mbak Bi ke Ujung Hongkong

31 Desember 2015   11:12 Diperbarui: 4 Januari 2016   15:03 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#

Didi tak habis-habisnya mengagumi keindahan bandara Hongkong International. Mulutnya terus berdecak takjub. Seujug-ujug ini adalah pertama kalinya ia menginjakkan kaki di luar negeri. Selama ini Didi cuma senang bermain di sawah, empang, atau di kebon belimbing yang penuh dengan bunyi suara hewan. Sekarang, yang di dengarnya bunyi kendaraan datang, celoteh orang-orang yang ia ga faham, juga teriakan para pedagang menjajakan dagangan. Didi sungguh terkesima.

Kurang lebih 5 jam perjalanan dari Jakarta ke bandara Hongkong International. Celingak celinguk Didi mendapati kemegahan Bandara yang konon telah memenangkan penghargaan sebagai bandara terbaik menurut beberapa survey.

Ingat akan pesan Emaknya, segera ia menuju petugas bandara menanyakan arah menuju Victory Park. Beruntung sang petugas bisa bahasa melayu, meski harus meraba-raba penjelasannya, akhirnya Didi putuskan naik taksi saja biar mudah. Kalau sudah ketemu mbak Bi, baru ia minta diajak jalan-jalan naik transportasi yang ada di Hongkong, naik kereta api, bus, fery atau tram. Semoga

Udara pagi menjelang siang di Hongkong, sungguh menyejukkan. Didi tiba di Victory Park jam sebelas. Suasananya nyaman. Tampak orang berlalu lalang, bahkan ada yang sambil menawarkan dagangan. Berbekal artikel yang dibaca Didi milik mbak Bi ia menyelusuri Victory Park, berharap dapat menemukan sosok yang seminggu ini telah meninggalkannya.

30 menit sudah ia menjelajahi Victory Park, sampai akhirnya Didi melihat sosok wanita yang di kenalnya sedang bercengkrama di sebuah kedai bakso bersama rekan-rekannya. Segera Didi mendekati tuk memastikan.

"Mbak Biiii... Assalamu'alaikum... !" Ucap Didi dengan mata terharu.

Wanita berjilbab yang hampir saja melahap baksonya, kaget mendapati panggilan dari seorang anak imoet yang memakai baju batik kumal.

"Didiiiii....??!!"" Ucapnya lirih.

"Mbak Biiiiiiiiiii.......!" Teriak Didi dengan mengucurkan air mata.

Semua orang di sekitar kedai bakso terhenti sejenak mendengar suara cempreng di siang hari. Terlihat wajah mbak Bi menunduk, lantas ia keluar dan menarik Didi menjauh dari kedai bakso menuju taman pepohonan berbukit yang sangat luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun