Mohon tunggu...
fikry maulanaardiansyah
fikry maulanaardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya bermain layangan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akhlak dan Etika yang Diajarkan oleh Orang Tua terhadap Sifat Anaknya

11 Juli 2024   12:55 Diperbarui: 11 Juli 2024   12:58 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengaruh akhlak yang diajarkan oleh orang tua terhadap sifat anaknya sangat berpengaruh. Berikut adalah beberapa poin penting yang menunjukkan bagaimana orang tua dapat membentuk akhlak anak sejak usia dini:

1. Pendidikan Akhlak Sejak Dini:
   - Pendidikan akhlak sebaiknya diberikan kepada anak sejak kecil, karena usia yang masih dini, anak akan mudah dibimbing dan diajarkan perbuatan-perbuatan yang baik. Ketika sudah dewasa, perbuatan baik tersebut akan melekat dan menjadi kebiasaan anak tersebut[1].

2. Pola Asuh Orang Tua:
   - Pola asuh yang diberikan oleh orang tua dapat berupa perlakuan fisik maupun psikis yang tercermin dalam tutur kata, sikap, perilaku, dan tindakan. Pola asuh yang benar dan ajaran agama yang ditanamkan sejak kecil akan menjadi bagian dari unsur-unsur kepribadian, membentuk akhlak al-karimah, dan akan bertindak menjadi pengendali dalam menghadapi segala keinginan dan dorongan-dorongan yang timbul yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

3. Peran Orang Tua dalam Pembentukan Akhlak:
   - Akhlak anak tidak terbentuk begitu saja. Akhlak pada anak terbentuk melalui pendidikan formal dan pendidikan informal. Pendidikan formal melibatkan aktivitas yang terjadi di lingkungan sekolah atau pesantren, sedangkan pendidikan informal berlangsung di rumah. Orang tua memiliki peran penting dalam membentuk akhlak anak melalui bimbingan dan pelajaran yang baik.

4. Hasil Penelitian:
   - Hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan orang tua memiliki pengaruh signifikan terhadap akhlak anak. Dengan bimbingan yang benar, anak akan terbiasa melaksanakan ajaran Islam dan akan memiliki akhlak yang baik. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa orang tua yang menanamkan semua hal yang baik kepada anak berdasarkan nilai-nilai agama, maka kebiasaan berbuat baik akan terus berlanjut hingga anak beranjak ke usia remaja, dewasa, dan seterusnya.

Pendidikan akhlak formal dan informal memiliki perbedaan yang signifikan dalam proses pembelajaran dan tujuan yang diusahakan. Berikut adalah perbedaan utama antara pendidikan akhlak formal dan informal:

 Pendidikan Akhlak Formal
1. Struktur dan Sistematis:
   - Pendidikan akhlak formal dilaksanakan di sekolah dengan struktur dan sistematis yang jelas. Proses pembelajaran diatur secara terstruktur dan berjenjang, dengan standar yang ketat dan legalitas formal[2][3].

2. Tujuan:
   - Tujuan utama pendidikan akhlak formal adalah untuk memberikan keterampilan khusus yang berguna bagi peserta didik dalam memasuki dunia kerja. Materi pelajaran didasarkan pada kebutuhan pragmatis dan tidak memiliki batasan usia[2].

3. Kegiatan:
   - Kegiatan pendidikan akhlak formal meliputi pembelajaran di dalam lingkungan sekolah, dengan fokus pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang berguna bagi dunia kerja[3].

Pendidikan Akhlak Informal
1. Lingkungan dan Mandiri:
   - Pendidikan akhlak informal dilaksanakan di lingkungan keluarga dan masyarakat, dengan peserta didik yang belajar secara mandiri. Proses pembelajaran ini tidak terikat dengan sistem sekolah dan dapat dilakukan sejak dini hingga berkelanjutan tanpa batas waktu[2][3][5].

2. Tujuan:
   - Tujuan utama pendidikan akhlak informal adalah untuk menanamkan nilai-nilai agama, moral, etika, pembentukan karakter, dan kepribadian. Selain itu, pendidikan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan[2][3].

3. Kegiatan:
   - Kegiatan pendidikan akhlak informal meliputi kegiatan di rumah, seperti pembiasaan, doa bersama, dan pelajaran yang diberikan oleh orang tua atau anggota keluarga lainnya. Selain itu, pendidikan ini juga dapat melibatkan kegiatan di masyarakat, seperti kegiatan sosial dan keagamaan[2][3].

 Kesimpulan
Pendidikan akhlak formal lebih berfokus pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang berguna bagi dunia kerja, sementara pendidikan akhlak informal lebih berfokus pada pembentukan karakter, nilai-nilai agama, dan pembelajaran yang dilakukan di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun