Mohon tunggu...
fikri syah
fikri syah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menari Dengan Literasi

Pemerhati Ekonomi, Penulis, Penikmat Makanan Lezat dan Pembelajar Ilmu Pemberdayaan Diri. Mantan Pegawai Bank dan Finance. Saat ini sedang menuntut ilmu di Program Studi Ekonomi Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Menyukai seni musik dan sulap, khusus untuk sulap saya menyukai ilusi dan kecepatan tangan. Menulis bagi saya untuk meningkatkan sebuah kesadaran dalam berkehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Oniomania di Balik Fenomena Doom Spending

9 Oktober 2024   23:13 Diperbarui: 10 Oktober 2024   03:36 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin inilah solusi yang dibutuhkan di tengah dunia yang semakin konsumtif: kesadaran bahwa kebahagiaan sejati tidak bisa dibeli dengan uang.

Jika doom spending terus menjadi solusi Anda menghadapi stres, mungkin saatnya berpikir ulang. Perilaku ini bisa merusak kondisi finansial dan mental dalam jangka panjang. 

Menemukan cara lain yang lebih sehat untuk mengatasi kecemasan, seperti berbicara dengan terapis, meditasi, atau bahkan hanya beristirahat sejenak, mungkin adalah langkah yang lebih bijak daripada sekadar berbelanja.

Dan ingat, seperti halnya permen karet yang manis di awal, doom spending akan meninggalkan rasa pahit jika dikunyah terlalu lama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun