Namun, apakah kita benar-benar siap untuk menjalankan prinsip ini? Atau kita lebih suka berkubang dalam kenyamanan negatif yang sudah begitu akrab?Â
Cobalah bayangkan dunia di mana kita benar-benar mengusir semua pikiran negatif dan menggantinya dengan energi positif. Dunia di mana depresi dan kecemasan tak lagi merajai pikiran kita, dan kita bisa hidup dengan lebih bahagia dan produktif.
Ironisnya, kita sering kali merasa lebih nyaman dengan negativitas. Bagaimana mungkin kita bisa berharap dunia kita berubah jika kita sendiri enggan berubah?Â
Kita terus mengisi pikiran kita dengan ketakutan, kecemasan, dan keraguan, lalu bertanya-tanya mengapa hidup kita tidak pernah berubah menjadi lebih baik. Betapa konyolnya kita, makhluk yang katanya paling sempurna ini!
Mungkin kita perlu sejenak berhenti dan benar-benar memikirkan apa yang kita masukkan ke dalam pikiran kita. Sama seperti kita tidak akan memakan makanan busuk, kita juga seharusnya tidak mengisi pikiran kita dengan pikiran busuk.Â
Lalu, bagaimana caranya? Mungkin, kita bisa mulai dengan hal sederhana: berhenti sejenak dari segala kesibukan, meditasi, atau sekadar berjalan-jalan di alam bebas. Siapa tahu, dengan begitu kita bisa membersihkan pikiran kita dari segala keburukan yang telah menumpuk.
Sebagai kesimpulan, mari kita berhenti menjadi korban dari pikiran kita sendiri. Mari kita berhenti mengisi wadah pikiran kita dengan hal-hal negatif dan mulai mengundangnya dengan energi positif. Ingatlah, "Nature abhors a vacuum." Alam tidak menyukai kekosongan, begitu pula pikiran kita.Â
Jadi, isi pikiran kita dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat, dan lihatlah bagaimana hidup kita berubah menjadi lebih baik. Jika tidak, kita hanya akan terus terjebak dalam lingkaran setan negativitas yang tak berujung.
Maka dari itu, mari kita ambil langkah pertama menuju perubahan. Buang semua pikiran negatif dan gantikan dengan pikiran positif. Jika kita bisa melakukannya, kita tidak hanya akan menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk orang-orang di sekitar kita. Dan mungkin, kita bisa membuktikan bahwa manusia memang benar-benar makhluk yang paling sempurna, setidaknya dalam hal menjaga pikiran tetap positif.
Terlepas dari LOA, prinsip ini akan selalu bermanfaat bagi diri kita karena bisa mengantisipasi pikiran kita penuh oleh hal-hal negatif yang dapat mempengaruhi hidup kita, bahkan kesehatan kita sebagai manusia terancam karena terlalu banyak pikiran negatif yang tersimpan dalam kepala kita.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H