Mohon tunggu...
fikri syah
fikri syah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menari Dengan Literasi

Buku saya : Utang Itu Candu,menjalani hidup yang waras tanpa riba | Blog pribadi : https://www.banguntidur99.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tafsir Mistik & Perahu Tesla

28 Juni 2024   02:02 Diperbarui: 30 Juni 2024   10:32 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah pribadi dari canva 

"Eh, lu denger gak sih? Ada dukun ketangkep polisi karena nipu orang sampe belasan nyawa melayang!" Suara itu membuyarkan lamunan gue yang lagi nyeruput kopi Godbye Sembari nongkrong di kafe dan nungguin temen-temen gue datang. Itu adalah Dina, temen kuliah gue yang emang selalu up-to-date soal berita heboh.

"Seriusan, Din? Gue gak abis pikir masih ada aja orang yang percaya ama dukun-dukun gitu," jawab gue, sambil ngopi pelan-pelan.

"Iya, sumpah deh, parah banget. Masyarakat kita emang masih percaya hal-hal mistis, makanya kejadian kayak gini terus ada," lanjut Dina.

Gue jadi inget masa lalu gue di desa. Gue tinggal di Banten, tempat yang masih kental banget sama budaya mistis. Dari kecil, gue udah denger cerita soal debus, ngemat, hadiran, pelet, dan santet. Orang-orang di desa gue sering banget ngomongin hal-hal mistis, bikin suasana jadi makin serem aja.

Balik ke beberapa tahun lalu, waktu gue masih labil-labilnya abege, gue ikut sebuah komunitas sulap di Banten. Dari situ, kepercayaan gue terhadap hal-hal mistis mulai goyah. Gue jadi tahu kalau banyak trik perdukunan yang sebenernya cuma ilusi doang bahkan ada yang menggunakan Gimmic yang biasa di gunakan oleh para pesulap untuk dijadikan alat mengelabui korbannya. Itu sebelum pesulap merah terkenal, yang bikin hal-hal mistis jadi lebih terbongkar.

Nah, suatu hari di komunitas sulap, gue diajarin trik yang bikin gue mikir ulang soal perdukunan. Misalnya, trik kartu, trik koin, trik benda menembus benda padat atau trik memanggil arwah yang ternyata cuma manipulasi psikologi. Semakin gue belajar, semakin gue sadar kalau banyak hal mistis bisa dijelasin secara ilmiah.

Di desa gue, ada padepokan ilmu kebatinan, yang mengajarkan ilmu tenaga dalam dan nyambat, alias ngemat atau hadiran. Gue pernah menjadi murid di salah satu padepokan kanuragan di sana. Mereka bilang, kalau kita bisa manggil entitas gaib seperti jin atau arwah orang yang sudah meninggal dan ngerasain tubuh kita dirasuki oleh entitas gaib terus bisa mengerakan tubuh kita dengan sendirinya. Awalnya, gue percaya banget. Waktu pertama kali coba, gue ngerasain tubuh gue bergerak dengan sendirinya. Aneh, tapi nyata.

Tapi setelah gue belajar hypnosis, NLP, dan sulap, gue mulai paham. Semua gerakan itu ternyata efek dari pikiran bawah sadar gue. Jadi, gak ada tuh jin yang masuk ke tubuh gue. Semua cuma manipulasi pikiran dan sugesti.

Balik lagi ke kafe, gue cerita ke Dina soal pengalaman gue di padepokan itu. "Lu tau gak, Din? Dulu gue pernah ikut padepokan, dan gue ngerasa tubuh gue gerak sendiri karena dipanggil jin. Tapi setelah gue belajar hypnosis, gue jadi ngerti kalau itu semua cuma efek pikiran bawah sadar."

Dina kaget denger cerita gue. "Serius lu, Lan? Gila, gue baru tau. Pantesan lu sekarang lebih skeptis sama hal-hal mistis."

"Iya, Din. Makanya, gue sekarang lebih kritis. Gue percaya semua bisa dijelasin secara ilmiah. Masyarakat kita perlu edukasi soal ini biar gak gampang ketipu sama kejahatan berkedok perdukunan."

Gue juga cerita sama dina soal pengalaman gue waktu pertama kali nunjukin trik sulap di kampung. Gue dianggep aneh dan dijauhin temen-temen karena mereka pikir gue nyalahgunain ilmu kebatinan. Padahal, waktu itu niat gue menghibur dan seru-seruan aja, karena sulap itu cuma seni dengan trik-trik ajaibnya, bukan mistik. Tapi ya gimana, mereka masih kuat banget kepercayaannya dan langsung ngejudge gue pake ilmu goib.

"Gue pernah dijauhin temen-temen gara-gara sulap. Mereka pikir gue pake ilmu mistik. Padahal, gue cuma pake trik sulap biasa," ucap gue ke Dina sambil ketawa getir tekiwir-kiwir.

Dina ngakak. "Hahaha, lu jadi korban salah paham, Lan. Padahal niatnya cuma pengen hibur mereka, ya?." Ucap dina.

"Iya, bener banget. Tapi ya gitu, masyarakat kita kadang suka nganggap yang gak bisa mereka jelasin sebagai hal mistis, atau memang permainan sulap gue yang terlalu sempurna sampe gak keliatan bohongnya, hahahaha" jawab gue, sambil tertawa sombong.

"Halah, kok, lu sama gue sering gagal Lan sulapnya", Saut dina dengan ketawa ngeledek.

"Lah, elu, gue lagi nunjukin trik malah ngehack gue, pake acara ngerebut alat sulap gue"

"Hihihi, Sorry Lan, gue bukan penonton yang baik".

"Gue pengen banget masyarakat kita gak gampang ketipu lagi sama yang Namanya dukun-dukunan, Din,"

"Bagus itu Lan, gue dukung", ucap dina sambil ngunyah permen karet yang baru saja ia buka plastiknya.

Hari itu, seusai nongkrong bersama teman-teman, gue pulang dengan banyak pikiran. Gue mikir, gimana caranya biar masyarakat lebih ngerti dan gak gampang ketipu ama hal-hal mistis. Gue yakin, edukasi adalah kuncinya. Kita harus bantu masyarakat paham soal ilmu pengetahuan modern biar mereka lebih kritis dan skeptis.

Gue inget kata-kata guru gue dulu, "Kalau kita paham ilmu pengetahuan, kita bisa ngelihat dunia dengan cara yang lebih rasional." Bener juga, pikir gue.

Lalu, gue mulai nulis di blog tentang pengalaman gue dan ilmu-ilmu yang gue pelajari. Gue berharap, tulisan gue bisa bantu orang-orang lebih ngerti soal trik-trik penipuan berkedok mistik atau perdukunan. Gue juga ngajak temen-temen komunitas sulap untuk sering-sering ngadain show dan edukasi publik soal trik sulap dan ilmu pengetahuan di baliknya.

Bahkan, dulu tesla dalam Presentasinya, yang merupakan bagian dari Pameran Kelistrikan, dianggap sebagai keajaiban oleh sebagian orang. Ia di anggap menggunakan kekuatan pikirannya dalam mengendalikan perahu yang ia ciptakan, sehingga banyak spekulasi bahwa Tesla menggunakan mahluk astral untuk membantunya atau menggunakan kekuatan pikiran saat mengendalikan perahu remot kontrol yang ia ciptakan.

Tesla pernah berkata, "Dunia bergerak lambat, dan kebenaran baru sulit dilihat." Ini adalah tanggapannya terhadap ketidakpercayaan banyak orang saat mereka menyaksikan keajaiban ilmiahnya yang di tunjukan oleh Tesla di Madison Square Garden, New York, pada tahun 1898.

Pada tahun itu juga perahu remot kontrol tesla di patenkan dan menjadi role model terciptanya remote kontrol lainnya yang bisa kita lihat saat ini, seperti, Drone, RC Car, Robot dan teknologi lainnya yang menggunakan remot kontrol.

Seminggu kemudian, gue dapet respon positif dari pembaca blog gue. Banyak yang bilang mereka jadi lebih ngerti dan mau belajar lebih banyak soal ilmu pengetahuan. Gue seneng banget, ini artinya usaha gue gak sia-sia.

Gue juga sering nongkrong di taman kota, nunjukin trik sulap ke orang-orang sambil jelasin gimana cara kerjanya. Respon mereka juga bagus, banyak yang jadi penasaran dan pengen belajar lebih lanjut tentang trik-trik sulap.

"Gila, keren banget lu, bro. Gue jadi paham kalau sulap itu seni dan bisa dipelajari," kata salah satu penonton gue.

Sore itu, Dina nyamperin gue di taman. "Gue baca blog lu, Lan. Keren banget! Gue jadi lebih ngerti soal ilmu pengetahuan dan betapa pentingnya kita kritis dan skeptis sama hal-hal mistis."

Gue senyum, "Thanks, Din. Gue harap makin banyak orang yang sadar dan gak gampang ketipu lagi. Kita harus terus edukasi masyarakat biar mereka ngerti." Ucap gue.

"Setuju banget. Ayo kita terus berjuang buat bikin masyarakat lebih kritis dan skeptis, terhadap hal-hal yang berbau mistis" kata Dina sambil ngepuk pundak gue.

"Susah, lo din, mengedukasi Masyarakat kita yang sudah mengakar tentang hal-hal mistisnya", timpal gue atas ucapan dina.

"iya juga ya Lan", jawab dina sambil memasang muka bingung.

"Gue sih, terserah aja, kalo emang kepercayaan mistik sudah mengakar, itu juga bagian dari keberagaman budaya kita din, yang gue gemesin adalah oknum-oknum jahat ini yang banyak menipu korbannya pake kedok perdukunan" ucap gue dengan nada tegas.

"Yapz, betul banget Lan", saut dina.

"Eh, lu tau ga sekarang lagi ada tren cek Khodam di tiktok din?", tanya gue.

"Ya tau lah, dina gitu loocchhh", ucap dina sambil memasang muka songong.

"Eh, buset muke lu biasa aja kali din".

"Tau gak Lan, semalam gue minta cek khodam gue lewat tiktok", ucap dina.

"Hah, serius lu din, udah cek?. Terus khodam lu apaan din?, tanya gue dengan nada penasaran.

Dina menahan pembicaraan dan sembari menghela nafas.

"Masa, khodam gue ubur-ubur bikini bottom sih Lan, kata dukunnya", ucap dina dengan nada kesal.

"Hahahahaha, khodam lu temennya Patrick sama SpongeBob din", Gue tertawa bahagia.

Dan begitulah, gue dan dina yakin, bahwa dengan edukasi yang tepat, kita bisa lawan penipuan berkedok mistik. Gue percaya, suatu hari nanti, masyarakat kita bakal lebih ngerti dan gak gampang ketipu lagi. Mari jadi generasi yang lebih kritis dan skeptis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun