Mohon tunggu...
fikrijamil
fikrijamil Mohon Tunggu... Administrasi - Wong Dusun Tinggal di Kampung

Menulis Untuk Menjejak Hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

UAS, Persekusi, Bali dan Ironi 10 Desember

13 Desember 2017   12:00 Diperbarui: 13 Desember 2017   12:04 1683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ustads Abdul Somad (UAS). Sumber Youtube

***

MUI pun bergerak cepat, melalui Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid Sa'adi menyesalkan kejadian penghadangan terhadap Ustaz Abdul Somad, di Bali, Jumat, 8 Desember 2017. "Apa pun alasannya tindakan sekelompok orang itu tidak dibenarkan karena melanggar hak asasi dan termasuk bentuk persekusi yang dilarang oleh undang-undang", demikian Kata Beliau sebagaimana dikutip laman Viva.co.id.

Persekusi terhadap UAS tersebut tentu sangat bertentangan dengan marwah penegakan HAM itu sendiri yang disaat hampir bersamaan ditempat lain para tokoh-tokoh dan penggiat Hak Azazi Manusia (HAM) di Indonesia sedang berkumpul di Hotel Sunan Surakarta Kota Solo untuk memberikan dan menerima penghargaan terkait HAM sekaligus memperingati Hari HAM Sedunia ke-69 yang juga dihadiri oleh Presiden Jokowi dan Menkumham Yasona Laoly. Acara tersebut bertajuk "Kerja Bersama Peduli Hak Asasi Manusia".

Presiden Jokowi diacara peringatan hari HAM sedunia ke-69 di Solo. Liputan6.com
Presiden Jokowi diacara peringatan hari HAM sedunia ke-69 di Solo. Liputan6.com
Pada acara itu diserahkan tidak kurang 232 penghargaan terhadap kabupaten/kota dan provinsi yang peduli HAM. Ironisnya adalah Provinsi Bali juga menerima penghargaan peduli HAM tahun 2017 sebagaimana juga diterima oleh Jawa Tengah dan Bangka Belitung (http://regional.liputan6.com/read/3191191/presiden-jokowi-apresiasi-232-daerah-peduli-ham#).

Para penerima penghargaan peduli HAM pada hari HAM Sedunia di Solo. Sumber Tribunesolo.com
Para penerima penghargaan peduli HAM pada hari HAM Sedunia di Solo. Sumber Tribunesolo.com
Acara yang selalu diperingati sebagai Hari HAM Sedunia setiap tanggal 10 Desember itu tentu tidak berkaitan langsung dengan peristiwa UAS di Denpasar Bali. Dan, persekusi terhadap UAS itu juga bagi sebagian orang tentu masih harus diuji bila perlu sampai ke pengadilan.

Namun membayangkan kejadiannya terjadi di Bali yang mengandalkan pariwisata sebagai icon PAD-nya sama sekali tidak pernah terbersit dibenak penulis. Karena Bali yang saya kenal dan dikenal diseluruh muka bumi selama ini adalah Bali dengan image keramah-tamahan penduduknya, sopan santun masyarakatnya, tinggi adat istiadatnya terutama cara memperlakukan para tamu, sehingga hampir sulit dicerna dengan nalar sehat persekusi terhadap UAS yang hanya ingin bersafari dakwah kepada ummatnya terjadi.

Karena tentu juga semua mafhum bisnis pariwisata adalah trusty business (bisnis kepercayaan). Bali pernah mengalami kesulitan memperbaiki citra dirinya ketika terjadi kasus Bom Bali I dan II, dan saat ini, Bali pun sedang mengalami kesulitan karena peristiwa alam dengan aktivnya Gunung Agung yang belum kunjung berhenti.

Boleh lah kita menggantang harap dan asa sambil terus berdo'a dan berusaha, semoga saja peristiwa UAS menjadi pristiwa yang terakhir dan peristiwa ini tidak berimbas negatif kepada Bali yang sedang mencoba bangkit karena sudah diklarifikasi oleh banyak komunitas bahwa mereka yang melakukan persekusi terhadap UAS tidak mewakili Rakyat Bali secara keseluruhan yang cinta damai dan cinta Kebinekaan. Dan, yang dituntut oleh UAS dan ummat terhadap negara juga cuma sedikit yaitu "lindungi para ulama". Tangkap dan adili para pelaku persekusi baik aktor intelektual maupun pelaku lapangannya itu dengan tidak melupakan islah menuju perdamaian sejati demi NKRI harga mati.

..."Mungkin kamu bukan saudaraku seakidah, tapi pasti saudaraku satu negara," tegas Ustaz Somad-...

Demikian, semoga bermanfaat. Salam dari desa...fikrijamillubay

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun