(6) Belum ada pondok pesantren yang mampu menjadi rujukan dalam persoalan-persoalan keagamaan di Kota Prabumulih
Di Kota Prabumulih belum tersedia pondok-pondok pesantren baik tradisional maupun modern yang bisa menjadi rujukan dalam mengatasi persoalan-persoalan umat. Secara legal mungkin baru terdapat dua pondok pesantren yang telah berdiri di Prabumulih, namun belum mencukupi 'dahaga' masyarakat untuk menyekolahkan anaknya dan sekaligus belum bisa bersaing dengan pondok-pondok pesantren di luar Prabumulih. Gaungnya hampir jarang terdengar dalam aktfitas perpondokan di Sumatera Selatan. Tidak bisa dipungkiri masih banyak orang-orang berduit Prabumulih mengirim anak-anak mereka bersekolah di Pondok Pesantren di luar Prabumulih bahkan sampai ke Pulau Jawa.
Bahkan sekedar untuk mencetak para qori dan qori'ah serta hafiz dan hafizah saja Pesantren yang ada di Kota Prabumulih belum mampu melakukannya. Terkadang malah Pemerintah Kota Prabumulih masih harus mengimpor mereka dari luar daerah untuk sekedar mengikuti perlombaan MTQ maupun STQ.
***
Dengan melihat fakta-fakta diatas sepertinya tidak ada permasalahan penting yang bisa menjadi penghambat untuk menjadikan Kota Prabumulih sebagai Pusat Studi Islam. Bahkan kehadirannya dirasakan sangat krusial untuk disegerakan. Mengapa demikian...? Karena Insya Allah banyak kemanfaatan yang bisa dirasakan bila nantinya Pusat Studi Islam itu lahir di Prabumulih antara lain adalah :
(1) Masyarakat Prabumulih tidak perlu lagi jauh-jauh menyekolahkan anaknya ke Pondok Pesantren yang berkualitas, cukup di Pusat Studi Islam Prabumulih.
Mendekatkan akses pendidikan dan pembelajaran yang terjangkau dan berkualitas bagi warga dan masyarakat adalah tanggung jawab pemerintah. Termasuk didalamnya pendidikan keagamaan. Pondok pesantren yang nanti dikemas dalam Pusat Studi Islam Prabumulih akan menjadi solusi pembelajaran dan pendidikan keislaman yang modern dengan tidak melupakan aspek-aspek tradisional dan lokal (local content) yang telah menjadi kearifan lokal bagi masyarakat. Sebagaimana Islam disebarkan dinusantara ini yang tidak melalui peperangan dan kekerasan serta intimidasi, begitu juga dengan kegiatan yang berlangsung didalam Pusat Studi Islam Prabumulih.
(2) Perbaikan akhlak masyarakat bisa lebih dipercepat dan terjaga secara berkesinambungan.
Bukan rahasia lagi bahwa peredaran dan pengguna MIRAS dan NAPZA di Kota Prabumulih sudah sangat mengkhawatirkan. Bahkan untuk Provinsi Sumatera Selatan, Prabumulih menempati urutan kedua setelah Kota Palembang. NAPZA yang saat ini sudah menyasar secara dominan kepada generasi muda terutama anak-anak SMP bahkan anak-anak sekolah dasar tentu membutuhkan perhatian lebih. Bahkan belum lama ini Polres Prabumulih harus dibuat repot untur mengusir mereka dari Taman Kota Prabujaya. Dan, Pondok Pesantren merupakan salah satu solusi yang bisa digunakan menjadi wadah penyeimbang agar akhlak, moral dan etika generasi muda Prabumulih bisa diselamatkan. Muara akhirnya adalah pembangunan berkelanjutan Prabumulih kedepan. Generasi penerus itu tidak boleh dibiarkan.
(3) Mencetak secara alamiah para generasi penerus al qur'an yang lahir dari perut bumi Prabumulih.
Ini merupakan permasalahan kronis yang menyerang Prabumulih selama ini. Belum ditemukan lagi generasi-generasi penerus sekelas H. Jauhari dan H. Mualimin H. Imron yang mengharumkan nama Prabumulih di kancah nasional.