Mungkinkah Dodi Reza Alex Noerdin Mampu Mengemban Amanah "Bapaknya"?
By. Fikri Jamil Lubay
Pertanyaan diatas bukan ditujukan untuk mempertanyakan profesionalisme atau pun kompetensi yang terdapat didalam diri seorang Dodi Reza Alex Noerdin. Pertanyaan tersebut juga bukan lah ditujukan untuk mempertanyaan kemampuan seorang Dodi Reza Alex dalam memimpin Kabupaten Musi Banyuasin lima tahun kedepan. Sekaigus juga, Â pertanyaan diatas tidak dimaksudkan untuk menafikkan para konstituen (rakyat MUBA) yang telah memilih pasangan Dodi-Beni untuk memimpin Muba kedepan (2017-2022). Namun lebih kepada keberlangsungan dan keberlanjutan (baca : kelanggengan) sebuah dinasti di Sumatera Selatan secara keseluruhan.
Tentu belajar dan berkaca dari pengalaman masa lalu disaat para orang tua menginginkan anaknya (terlepas memang keinginan anaknya) untuk menjadi seorang politikus pelanjut generasi sebuah dinasti. Tidak bisa dipungkiri, tongkat estafet tentu akan lebih mudah diraih ketika para orang tua atau pun suami/istri sedang menjadi penguasa (tapi tidak selalu juga). Nama besar orang tua terutama di kasus Dodi Reza Alex sudah barang tentu akan membuat potret secara bersamaan.
Miniatur orang tua pasti akan dipotret melekat didalam diri sang anak walaupun denial terhadap hal itu tentu tetap akan dilakukan oleh sang anak dan tim sukses serta orang-orang disekelilingnya.
Tersaji dalam ingatan bagaimana di Sumatera Selatan sendiri proses perjalanan dinasti politik tidak pernah mulus terjadi. Â Ambil contoh, bagaimana Istri Wagub saat ini Ishak Mekki gagal bertarung di Pilkada OKI 2013, yang disusul kemudian dengan gagalnya sang Putra Beliau Muchendi Mahzareki yang sempat mencoba merebut Ogan Ilir 2 bersama Hemi Yahya menemui jalan buntu. Dan dikalahkan oleh Pasangan OFI-Ilyas yang notabene-nya OFI adalah anaknya Bupati OI dua periode Bapak Mawardi Yahya.
Perjalanan berlanjut dengan bagaimana seorang Bupati Yan Anton Ferdian (YAF) yang berhasil melanjutkan kekuasaan Bapaknya Amirudin Inoed setelah memenangkan pilkada Kabupaten Banyuasin 2013. Namun yang terjadi kemudian YAF justru tersandung masalah yang tidak ringan dan dipenjarakan serta diberhentikan dari Bupati Banyuasin karena tertangkap tangan oleh lembaga anti rasuah KPK.
Tentu Dodi Reza Alex berbeda dengan pelanjut generasi yang sudah terlebih dahulu malang melintang didunia birokrasi Sumatera Selatan. Faktanya juga Dodi Reza Alex juga bukan pemuda biasa. Dodi Reza Alex yang merupakan lulusan S-1 s.d S-3 diluar negeri merupakan anggota DPR RI dua periode dari Dapil Sumatera Selatan I Â dan selalu mengantongi suara terbanyak. Popularitas Dodi Reza Alex tentu juga tidak bisa dilepaskan dari popularitas Bapaknya yang merupakan Gubernur Sumatera Selatan dua Periode.
Setiap langkah dan gerak geriknya suka atau pun tidak suka akan disandingkan dan dibanding-bandingkan dengan semua yang telah dilakukan oleh Bapaknya. Apalagi Alex Noerdin dikenal sebagai mantan Bupati Muba dan dianggap berhasil memimpin Muba sehingga bisa mengalahkan Gubernur Incumbent saat itu Bapak Syahrial Oesman di Pilkada 2008.
Perjalanan panjang sebagai Bupati Muba (walaupun saya tidak yakin) tentu akan membawa seorang Dodi Reza Alex ke singgasana kematangan. Dodi dengan Seabrek gelar akademik dan kegiatan didalam komunitas yang juga merupakan Presiden Sriwijaya FC tentu saat ini tidak lagi menjadi local leader buat Muba saja. Dodi  pasti akan menanggung beban yang sangat berat dan melebihi beban yang disandang sang Bapak.
Sejatinya Dodi Reza selama ini sudah mampu menjadi tokoh nasional yang menjadi idola banyak anak muda Sriwijaya. Kemenangan telak (hampir 80%) dari pasangan Amiri Arifin-Ahmad Toha di Pilkada Muba dan merapatnya seluruh partai politik ke Dodi-Beni di Pilkada Muba tentu menjadi catatatan dan rekor tersendiri.