Mohon tunggu...
fikrijamil
fikrijamil Mohon Tunggu... Administrasi - Wong Dusun Tinggal di Kampung

Menulis Untuk Menjejak Hidup

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Prabumulih Fashion Carnaval (PFC)

19 Oktober 2016   20:05 Diperbarui: 19 Oktober 2016   20:16 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nanas Prabumulih yang menjadi ikon Busana Karnaval HUT Kota Prabumulih. Foto DOKPRI

Penonton dikiri-kanan jalan semakin siang bukannya  semakin sepi melainkan mereka semakin siang semakin merangsek maju membuat jalanan Suirman terasa semakin sempit. Barikade  yang coba dibangun oleh panitia tidak mampu menahan “aksi” masa penonton yang tidak juga mau beranjak,  bahkan dibagian ujung dari dari panggung kehormatan tempat berdiri dan duduknya Walikota dan Tamu Kehormatan lainnya terjadi  bottol neck effect yang menyebabkan peserta karnaval tertahan laju berjalannya dan “kemacetan manusia” pun tak terhindarkan.

***

Iya “Jember Fashion Festival”,  eitt... kita perbaiki sedikit bukan Jember Fashion Festival tetapi “Jember Fashion Carnaval” itu siap-siap menemukan lawan mainnya yang sepadan kedepan nanti yang mungkin akan bernama “Prabumulih Fashion Carnaval” atau “Karnaval Busana Jalanan Prabumulih”. Loh kok bisa...?

Melihat antusiasme dan keseriusan pemerintah bersama masyarakat Prabumulih selama ini sepertinya tidak ada yang mustahil bisa terjadi dan menjadi kenyataan di Kota Kecil Prabumulih. Sama seperti Jember, kotanya  Mbah Kiyai Muzakki Syah yang bernama Jember itu juga bukan Kota Besar seperti Surabaya atau pun Bandung tetapi mereka bisa mendunia berkat sentuhan yang fokus dari seorang designer bernama Dynand Faris yang mendirikan JFC (Jember Fashion Carnaval) center dan jangan lupakan juga JFC center berawal dan terinspirasi dari  acara tahunan dalam rangka HUT Kota Jember tahun 2001 (wikipedia).

Pawai pembangunan yang dilakukan hampir setiap tahun menyambut HUT Kota Prabumulih menjadi bukti betapa kreatifitas para orang tua, siswa/siswi, masyarakat Kota Prabumulih sangat mungkin dan sangat bisa menyamai Jember Fashion Carnaval. Tinggal sentuhan kreatif seperti :

  • Melembagakan Prabumulih Fashion Carnaval (PFC) menjadi lebih profesional yang dikelola secara khusus dengan tetap mengusung dan melestarikan budaya dan kearifan lokal;
  • Membuat dan menfokuskan acara PFC lebih memiliki “tematik” dan “Branded”.  Hal ini dibutuhkan  untuk lebih menjual PFC ke dunia luar. Para perantau Prabumulih di Jakarta dan luar negeri sudah  sangat banyak dan telah banyak juga yang menjadi “orang sukses”. Mereka bisa digunakan sebagai “Duta Prabumulih”.  Perpaduan kearifan lokal yang diacara karnaval pembangunan HUT Kota Prabumulih  itu sudah mulai kelihatan yaitu fashion yang menggunakan miniatur nanas sebagai ikon Kota Nanas Prabumulih dengan menggabungkannya menjadi lebih modern dalam budaya nasional yang lebih unik seperti batik dan songket. Sebagai mana dulu JFC menjadikan  reog sebagai ikon busananya sampai dengan pagelaran acara JFC sekarang yang tetap menampilkan reog.

Keseriusan, keikhlasan dan kerja keras masyarakat Prabumulih serta perhatian Pemerintah Kota Prabumulih dan stakeholder lainnya tentu sangat dibutuhkan untuk meujudkan “Prabumulih Fashion Carnaval” yang menasional dan bahkan mendunia.

Salah satu peserta karnaval dgn busana yang unik-1. Foto DOKPRI
Salah satu peserta karnaval dgn busana yang unik-1. Foto DOKPRI
Salah satu peserta karnaval dgn busana yang unik-2. Foto DOKPRI
Salah satu peserta karnaval dgn busana yang unik-2. Foto DOKPRI
Peserta karnaval dgn busana yang unik-3. Foto DOKPRI
Peserta karnaval dgn busana yang unik-3. Foto DOKPRI
Salah satu peserta karnaval dgn busana yang unik-4. Foto DOKPRI
Salah satu peserta karnaval dgn busana yang unik-4. Foto DOKPRI
Menyandingkan JFC dengan  PFC sekarang tentu bukan lah sesuatu yang bijak, akan tetapi proses menuju kesana akan menjadi motivasi dalam mengangkat budaya Prabumulih yang sangat banyak dan majemuk,  sebagai role model pembelajaran dan mencapai capaian serta derajat seperti JFC tentu akan menjadi energi pembeda.

Satu hari nanti kita akan menyaksikan betapa dahsyatnya Prabumulih dimata dunia karena  kemampuannya mengemas dan menyelanggarakan sebuah karnaval fashion bertaraf internasional. Sebab kalau tidak digagas dan dimulai dari sekarang,  masyarakat Prabumulih dan sekitarnya tentu setiap tahun akan disuguhi yang itu-itu saja dan akan sampai pada suatu titik yang disebut dengan “titik jenuh”.  

Semoga sukses selalu mengiringi Prabumulih. Jaya terus Kotaku Kota Prabumulih.

Fikri Jamil Lubay.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun