Mohon tunggu...
fikrijamil
fikrijamil Mohon Tunggu... Administrasi - Wong Dusun Tinggal di Kampung

Menulis Untuk Menjejak Hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Prabumulih Kota Berjuta Peduli

3 Mei 2016   08:47 Diperbarui: 3 Mei 2016   19:03 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

peduli sampah di kota prabumulih.dokumen pribadi

“Peduli”, mungkin kata itu adalah kata yang pertama kali harus diingat bila kita menjejakkan kaki di “Kota Nanas”, “Kota Transit” dan “Kota Tujuan”, Kota yang terletak kurang lebih dua jam perjalanan darat dari Pusat Kota Palembang Sumatera Selatan. Kepedulian masyarakat terhadap pemerintah dan kepedulian pemerintah terhadap masyarakatnya seperti bersahutan dengan semboyan yang melekat lama di masyarakat Kota Prabumulih yaitu bumi “seinggok sepemunyian” atau kota “seiya sekata”.

Gotong royong yang menjadi basis masyarakat “seinggok sepemunyian” begitu menggema dalam penanggulangan berbagai macam permasalahan yang ada ditengah masyarakat yang mulai mengalami serangan budaya hedonis dan marginal sebagai mana budaya masyarakat urban (urban city). Prabumulih sebagai sebuah kota sedang menggeliat dalam pembangunan. Hal ini tergambar di dalam postur PDRB Kota Prabumulih, dimana kebutuhan tersier dan sekunder mulai menjauh dan lebih dominan dari kebutuhan primer masyarakatnya.

APBD Kota Prabumulih yang mengalami defisit sejak tahun 2014 dan berimbas dengan tahun 2015 ini akibat kebijakan tidak populer Pemerintah Pusat yang melakukan pemotongan dan pemangkasan hampir 113 milyar Dana Bagi Hasil (DBH), tetap tidak menyurutkan langkah Pemerintah Kota Prabumulih untuk terus berkreatifitas dan berinovasi dalam membangun.

Walikota Prabumulih terpilih 2013-2018 (Ir. H. Rido Yahya, MM dan H. Adriansyah Fikri, SH) telah meletakkan pondasi dan sendi-sendi kehidupan yang menjadikan masyarakat sebagai subjek dan target sekaligus sasaran program pembangunan, disamping pembangunan infrastruktur terutama insfrastruktur dasar (air, pendidikan dan kesehatan) yang gencar dan menyeluruh.

Melibatkan berbagai macam pemangku kepentingan (stakeholder) dalam mensinergikan program pembangunan seperti pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi serta melalui dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) CSR-PKBL perusahaan melalui Forum CSR-PKBL Kota Prabumulih terbukti jitu dan ampuh untuk menggerakkan roda kehidupan dan perekonomian masyarakat.

Kepedulian Pemerintah Kota Prabumulih itu dimulai dengan dengan bergulirnya zakat/infak dan sadaqah para pegawai khususnya PNS dilingkungan Pemerintah Kota Prabumulih yang mampu mengumpulkan uang kurang lebih sebesar Rp 300 juta/bulan. Uang hasil urunan tersebut disalurkan melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Prabumulih dan kemudian dibangunkan baru Rumah Tidak Layak Huni milik masyarakat miskin Kota Prabumulih sebanyak 10 unit rumah per bulan. Kegiatan ini juga langsung diikuti oleh perusahaan yang tergabung didalam forum CSR-PKBL Kota Prabumulih dan Kementerian PU dan Perumah Rakyat.

pra2-5728922ab67a61d9075d0073.jpg
pra2-5728922ab67a61d9075d0073.jpg
bangun rumah baru. dokumen pribadi

Akibatnya adalah minim sekali dana APBD Kota Prabumulih yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan rumah kumuh dan tidak layak huni di Kota Prabumulih. Saat ini status “bebas” rumah tidak layak huni di Kota Prabumulih sudah mulai bisa disematkan dan diselesaikan sebelum lima tahun masa jabatan Walikota Prabumulih berakhir 2018 nanti. Tidak terasa juga sudah hampir kurang lebih 1500 RTLH telah dibangun baru melalui sinergitas pemangku kepentingan yang ada di Kota Prabumulih. Dan, Pada tahun 2016 ini Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga ikut membantu membangun Rumah Susun Sewa (RUSUNAWA) yang diperuntukkan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang tidak memiliki tanah sendiri. Rusunawa tersebut akan dibangun di lokasi dan berdampingan dengan Islamic Center.

Kepedulian itu juga disambut oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN RI untuk memberikan sertifikat PRONA gratis terhadap seluruh rumah tidak layak huni yang sudah dibangun. Rumah yang dibangun itu juga dialiri listrik gratis dari Kementerian ESDM dan sekaligus mendapatkan bantuan untuk berusaha dari APBD Kota Prabumulih dan Kementerian Perindustrian serta Kementerian Perdagangan.

Kementerian Tenaga Kerja juga tidak mau ketinggalan dengan memberikan bantuan alat untuk bekerja serta bantuan pelatihan melalui dana alokasi khusus. Kementerian Pertanian pun demikian. Mereka membantu traktor, hand traktor serta berbagai macam bibit dan pestisida untuk menghidupkan pertanian yang menjadi basis dan urat nadi masyarakat Kota Prabumulih.

pra3-5728924cec9673de1ea4bc6b.jpg
pra3-5728924cec9673de1ea4bc6b.jpg
peduli pemberdayaan masyarakat. dokumen pribadi

Yang luar biasa dan melegenda tentu saja apa yang dilakukan oleh Bapak Sudirman Said Menteri ESDM saat me-launching Ground Breaking jaringan Gas Kota di Kota Percontohan Gas di Indonesia. Kota Prabumulih ditetapkan sebagai “the real full city gas” di Indonesia. Sebanyak 32.000 sambungan gas rumah tangga dipasang tahun 2016 ini guna melengkapi 10 ribu sambungan rumah tangga yang sudah lebih dahulu menikmati gas alam Prabumulih. Artinya 93% rumah tangga Prabumulih telah menikmati gas kota yang dipasang gratis oleh Kementerian ESDM. Uangnya kurang lebih 500 milyar dari APBN dan tidak sepeser pun menggunakan uang dari APBD Kota Prabumulih.

pra4-5728928065afbd720981fbbc.jpg
pra4-5728928065afbd720981fbbc.jpg
launching kota gas oleh Menteri ESDM. Dokumen Pribadi

Sebentar lagi masyarakat Kota Prabumulih akan kesulitan menemukan tabung melon dan juga tabung gas berwarna biru yang beredar di pasaran karena dirumahnya sudah dialiri selama 24 jam oleh gas alam Prabumulih yang murah dan hemat. Hematnya lebih dari setengah konsumsi gas tabung biasa.

Kepedulian itu juga mengakibatkan teman-teman yang kurang beruntung dan tidak memiliki anggota gerak untuk beraktifitas bebas mencari nafkah menjadi bisa beraktifitas dengan baik. Bantuan prostege (alat bantu gerak) diberikan secara simultan oleh Pemerintah. Hampir tidak ditemukan lagi orang mengalami disabilitas tidak menerima bantuan peduli dari Pemerintah Kota Prabumulih.

Minimnya APBD yang diikuti dengan kreatifitas serta inovasi dari Pemerintah Kota Prabumulih itu tentu me-reimbursh terhadap efektifitas utilisasi anggaran yang tertuang didalam APBD Kota Prabumulih. Kepedulian dan kegigihan masyarakat terhadap proses pembangunan tentu dipikirkan dengan matang oleh Pemerintah Kota Prabumulih terutama para pelayan masayarakat dalam bentuk “insentif”. Bolehlah juga dibilang bahwa Prabumulih adalah “Kota beribu insentif”.

Seperti yang banyak disampaikan oleh Walikota Prabumulih, bukan masalah besaran atau berapa rupiah yang dianggarkan untuk para penerima insentif tapi budaya pedulinya itu yang “mahal”. Ada keinginan kalau tidak mau disebut “euforia” positif masyarakat bersama pemerintah yang menimbulkan energi dan aura positif di Kota prabumulih. Salah satunya bisa jadi karena insentif itu.

Mengapa demikian...? Karena bisa dibayangkan, contoh yang paling lentara adalah orang seperti Wak Jumani yang setiap hari berkutat dan sebegitu serius mengurusi jenazah di RSUD Kota Prabumulih tanpa pamrih. Beliau sudah pasti dan barang tentu tidak pernah berfikir dan membayangkan barang sejenak saja bisa ke tanah suci, karena kepedulian Pemerintah Kota Prabumulih bisa berangkat umroh gratis ke tanah suci Makkatul Mukarramoh dan Madinatul Munawwarrah. Dan masih banyak contoh-contoh peduli lainnya lagi.

Kurang lebih ada sekitar empat belas insentif yang biasa diberikan oleh Pemerintah Kota Prabumulih. Ada yang diberikan sejak tahun 2006 yang lalu dan masih berlangsung dan terjaga dengan baik sampai dengan hari ini seperti insentif RT dan RW. Serta, ada juga insentif yang baru diberikan kurang lebih tiga tahun belakangan ini seperti insentif penggali kubur dan penjaga makam. Secara lengkap tabel dibawah ini merupakan jenis insentif yang diberikan oleh Pemerintah Kota Prabumulih terhadap para pelayan masyarakat, yaitu :

pra5-572892cadd93736b096b81ae.jpg
pra5-572892cadd93736b096b81ae.jpg
tabel jenis insentif di kota prabumulih. dokumen pribadi

Bila melihat postur APBD Kota Prabumulih yang mengalami defisit maka sebetulnya instentif ini belum lah wajib diberikan, namun berkat kerja keras dan inovasi berjenjang serta semangat gotong royong dan peduli maka pemberian insentif tetap bisa dilakukan bahkan berkembang menyentuh seluruh sendi kehidupan masyarakat Kota Prabumulih.

Apa pentingnya budaya “peduli” itu...?

Yang tergambar didalam budaya peduli itu adalah meningkatnya berbagai indikator dan “pengakuan” dunia luar terhadap masyarakat dan Pemerintah Kota Prabumulih. Berbagai penghargaan telah diraih oleh Pemerintah Kota Prabumulih seperti :

  • Baznas Award sampai dengan CSR Award ditingkat nasional.
  • Predikat Wajar Tanpa Pengecualian untuk opini audit tata kelola keuangan daerah selama tiga tahun berturut-turut;.
  • Lencana Kebaktian Sosial untuk Walikota dari Presiden RI;
  • Adipura untuk Kota terbersih;
  • Sanipura Award;
  • Hatinya PKK tingkat Nasional;
  • Dan penghargaan-penghargaan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu

Serta meningkatnya indIkator-indikator seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Prabumulih. Menurut BPS Kota Prabumulih, pada tahun 2010, IPM Kota Prabumulih tercatat 69,39. Seiring dengan membaiknya perekonomian, IPM Kota Prabumulih secara perlahan naik mencapai 72,20 pada tahun 2014 atau naik sebesar 2,81 poin. sehingga menempatkan Kota Prabumulih dengan IPM tertinggi ke-3 di Provinsi Sumatera Selatan. Jauh diatas IPM Provinsi Sumatera Selatan sebesar 66,75. Menurut kriteria UNDP angka 72,20 untuk IPM Kota Prabumulih yang berada pada rentang 70-79,99 itu termasuk “tinggi”.

Meningkatnya IPM selama periode 2010-2014 tidak terlepas dari membaiknya kinerja Pemerintah Kota Prabumulih yang ditunjukkan oleh peningkatan komponen IPM. Konkritnya, angka harapan hidup, angka harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran riil per kapita semuanya meningkat.

Pada tahun 2014, Kota Prabumulih memiliki laju pertumbuhan ekonomi sebesar 11,51 % dan berada diurutan nomor dua di Provinsi Sumatera Selatan. Pertumbuhan ekonomi Kota Prabumulih itu jauh lebih tinggi dan jauh diatas pertumbuhan ekonomi provinsi Sumatera Selatan sebesar 6,48%.

Posisi relatif tingkat keberhasilan program pembangunan manusia dengan laju pembangunan ekonomi, antara capaian suatu kabupaten/kota dengan capaian rata-rata provinsi berdasarkan peringkat dalam kawasan wilayah Provinsi Sumatera Selatan digunakan perbandingan data capaian IPM tahun 2014 dan pertumbuhan ekonomi tahun 2014.

BPS pada tahun 2014 itu berdasarkan perbandingan tersebut, menempatkan Kota Prabumulih bersama dengan Kota Palembang dan Kota Lubuk Linggau berada di kuadran I dengan capaian IPM 2014 dan laju pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata perolehan Provinsi Sumatera Selatan.

Meningktanya IPM tersebut juga ekuivalen dengan menurunnya angka kemiskinan di Kota Prabumulih yang cukup signifikans. Data BPS ini bisa menjadi indikator linier-nya program pemerintah Kota Prabumulih yang begitu “peduli” dengan penurunan angka kemiskinan. Angka kemiskinan di Kota Prabumulih menunjukkan trend yang menggembirakan dan cenderung menurun yaitu dari 11,23% (2013) menjadi 10,86% (2014), dan dari sisi jumlah juga mengalami penurunan yaitu dari 19.393 (2013) menjadi 19.020 jiwa (2014). Angka sebesar 10,86% ini juga jauh dibawah tingkat kemiskinan Provinsi Sumatera Selatan sebesar 13,32 % pada tahun 2014.

Sedemikian pentingnya rasa peduli yang bisa mengangkat harkat dan martabat serta secara bersama dan bersinergi antara pemerintah dan masyarakat Kota Prabumulih. Karena itu menjaga budaya bergotong royong yang menjadi ruh tegak dan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang tersemat dalam semboyan “Bumi Seinggok Sepemunyian” adalah kewajiban kita terutama masyarakat yang berdiam dan tinggal di Prabumulih.

Kepedulian Pemerintah Kota Prabumulih itu juga dibuktikan dengan sebegitu seriusnya Walikota Prabumulih bersama jajaran dan masyarakat Kota Prabumulih untuk memelihara lingkungan dengan gerakan “operasi semut” disetiap peringatan hari-hari besar seperti Hari Pendidikan nasional dan lain sebagainya. “Operasi Semut” itu dilakukan dengan memungut sampah dari berbagai titik dan membawanya ke TPA. Prabumulih pun menjadi Kota Bersih dan sungguh sudah sangat layak disebut sebagai Kota Adipura.

Kepedulian masyarakat dan Pemerintah Kota Prabumulih sebagai “Kota Berjuta Peduli” itu sekarang ditantang untuk tetap menjadikan Kota Prabumulih sebagai “kota terdepan” terutama dalam menjaga lingkungan dengan bersama-sama bersuara bulat, berteriak keras dan nyaring untuk “menolak eksploitasi batu bara di Kota Prabumulih sampai kapan pun dan oleh siapa pun”.

---Hidup Kota Prabumulih, Bumi Seinggok Sepemunyian...-----

*Fikrijamillubay, Mei 2016*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun