Apa yang bisa dipetik dari Kasus Zaskia Gotik..?
Menimpakan kesalahan kepada Zaskia Gotik semata tentu tidak lah bijak. Mempidanakan Zaskia Gotik sebagai efek jera agar tidak mengulangi lagi perbuatannya mungkin bisa memuaskan sebagian atau bahkan banyak fihak dinegeri ini. Namun kita lupa bahwa Zaskia Gotik juga telah memberikan pembelajaran teramat berharga untuk bangsa kita yaitu :
1. Rasa Nasionalisme anak bangsa masih ada;
Era modernisasi, teknologi informasi dan pasar bebas sesungguhnya telah menjadikan rerata bangsa di dunia (tidak hanya di Indonesia) menuhankan dunia. Dunia dianggap segalanya. “Duit” atau kekayaan serta kekuasaan menjadi simbol kehidupan masyarakat hedonis dan diadopsi ke kehidupan rumah tangga. Anak-anak tidak lagi kenal dengan tutur keluarga. Orang tua sudah pada sibuk mencari harta untuk ketujuh keturunan berikutnya. Tidak ditemukan lagi orang tua yang bercocok tanam seperti dulu menanam pohon duku dan durian dari biji yang berbuah tujuh bahkan sepuluh tahun kemudian. Bahkan mereka pun terkadang tidak lagi menikmatinya. Ketika ditanya buat apa mereka menanam pohon itu padahal umur mereka sudah 70 tahun. Mereka Cuma menjawab ringan “ untuk cucu-cucunya kelak”.
Orang tua saat ini sudah sangat mengidolakan kehidupan yang instan. Menjadikan anak-anak sebagai robot bahkan produser maksiat untuk anak-anaknya. Jangan kan kehidupan bernegara dan berbangsa, bahkan anak-anak tidak lagi diajarkan kehidupan berkeluarga.
Bangsa yang hedonis itu tinggal menunggu waktunya saja untuk hancur. Pembelajaran telah membuktikan betapa bangsa yang menuhankan dunia akan hancur. Ambil contoh Uni Sovyet yang menjadi negeri adidaya dan begitu kerbuasa yang menjadi perwakilan dan simbol Blok Timur paska perang dunia kedua. Atau tidak usah jauh-jauh Islam yang pernah jaya di Catalonia harus hancur karena nafsu dunia.
Gotik menjadikan perwakilan (gambaran umum) anak muda (walaupun tidak muda-muda amat) tentang pemahaman bernegara itu. Rasa nasionalisme begitu tipis sekali. Sialnya adalah Si Gotik merupakan figur publik yang bisa di contoh anak-anak muda yang nge-fans berat kepadanya. Khawatir sekali anak-anak muda yang nge-fans dengan Dia akan menjadikan Pancasila yang sangat dimartabatkan oleh bangsa ini sebagai kekonyolan-kekonyolan lainnya. Karena banyolan-banyolan ala selebriti sekarang sering sekali tidak bisa dipetik menjadi pembelajaran yang baik.
2. Tugas negara dan aparatnya masih minimal menjadikan warga negara paham tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Kasus Zaskia Gotik yang terjadi juga memberikan pembelajaran berharga bahwa betapa negara sering sekali telat hadir atau bahkan tidak hadir sama sekali terutama hadir ketengah-tengah tokoh yang difigurkan oleh publik. Banyolan dan lawakan yang tidak cerdas sering sekali dijumpai. Guyonan sekarang terlalu banyak menghina fisik seseorang seperti pendek, hitam, legam, monyong. Semua buatan Tuhan itu di”guyon”kan dengan ringan dan dinikmati oleh penonton tanpa pernah protes. Akibatnya menjadi kebiasaan.
Gotik juga telah memberikan pembelajaran bahwa tugas negara harus masuk ke arena itu. Kalau tidak ada bulliying atau orang-orang yang cermat mungkin semua akan lupa terhadap Guyonan Gotik termasuk Zaskia Gotik sendiri.