Mohon tunggu...
fikrijamil
fikrijamil Mohon Tunggu... Administrasi - Wong Dusun Tinggal di Kampung

Menulis Untuk Menjejak Hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[100 PUISI] Nasib Mu Pugok Si Tukang Sadap

19 Februari 2016   15:22 Diperbarui: 19 Februari 2016   15:37 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan yang sebentar itu menunda langkah lelaki renta itu

Gerimis diluar, diikuti dengan langkah terseok-seok

Sambil membawa bakul dan ember serta...

Tak ketinggalan alat sadap yang sudah berkarat...

 

Lelah sampai dikebun yang berjarak dekat...

Paling satu jam perjalanan... keringat pun bercucuran

Air yang dibawa terasa segar menggelegak dahaga di pagi yang masih gerimis itu

 

Ku lihat... tangan-tangan yang masih menampakkkan keperkasaannya sebagai lelaki...

Urat-urat dahinya mengikuti uluran tangannya menarik alat sadapnya dengan pelan dan hati-hati...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun