Mohon tunggu...
Fikri Hadi
Fikri Hadi Mohon Tunggu... Dosen - Instagram : @fikrihadi13

Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra, Surabaya || Sekjen DPP Persatuan Al-Ihsan. Mari turut berpartisipasi dalam membangun kekuatan sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan Umat Islam di Persatuan Al-Ihsan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Urgensi Pembangunan Jembatan Selat Sunda: Berkaca dari Arus Mudik dan Balik 2022

18 Mei 2022   14:45 Diperbarui: 18 Mei 2022   18:23 2503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambaran Umum Jembatan Selat Sunda (JSS). Sumber : id.wikipedia.org

Namun pada era Pemerintahan Joko Widodo, wacana pembangunan JSS justru meredup. Pemerintah seolah tidak (belum) menyetujui pembangunan JSS yang diperkirakan menelan biaya Rp 200 Triliun. Bahkan isu ini sempat kembali diangkat oleh eks Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Perhubungan era Pemerintahan SBY, Hatta Rajasa pada 2021 lalu. Namun tidak mendapatkan respon berarti dari Pemerintah.

Belajar dari kisah penyeberangan Surabaya -- Madura

Salah satu jembatan yang menghubungkan antar pulau di Indonesia adalah Jembatan Suramadu yang menghubungkan antara Surabaya (Pulau Jawa) dan Pulau Madura yang diresmikan pada 2009. Keberadaan Jembatan Suramadu diharapkan memperlancar arus kendaraan dari Jawa ke Madura maupun sebaliknya.

Sebelum adanya Jembatan Suramadu, antrean kendaraan yang akan menyeberang ke Jawa di Bangkalan, Madura memanjang sampai lebih dari 5 Km setiap awal pekan. Bahkan sampai-sampai, Pelabuhan Kamal Madura membuka dermaga baru di sebelah timur Pelabuhan. Pun sama halnya dengan di Pelabuhan Ujung, Perak -- Surabaya. Setiap akhir pekan sering terjadi antrean di sepanjang jalan masuk Pelabuhan Ujung. Ditambah juga ketika masuk kapal, penumpang sering berdesak-desakan bahkan sampai di bagian ujung kapal yang tentu sangat membahayakan bagi penumpang itu sendiri.

Sejak adanya Suramadu, antrean tersebut tidak pernah terjadi. Bahkan banyak warga Madura yang setiap hari pulang pergi untuk bekerja di Surabaya sejak dibukanya Jembatan Suramadu. Arus logistik di Pulau Madura menjadi lebih lancar.

Namun sisi negatifnya, Pelabuhan Ujung -- Kamal dan Kecamatan Kamal serta Socah, Bangkalan menjadi sepi bahkan cenderung mati akibat adanya Jembatan Suramadu. Beruntungnya di sana terdapat kampus negeri, yakni Universitas Trunojoyo Madura serta pangkalan TNI AL Batuporon, sehingga perekonomian Kamal maupun kedua pelabuhan tersebut bergantung pada kedua sektor tersebut.

Hal ini juga dapat menjadi pertimbangan ketika membangun JSS yang akan datang, agar Kota Cilegon (khususnya kawasan Merak) dan kawasan Bakauheni tidak serta merta menjadi mati akibat adanya JSS. Namun bukan berarti alasan sepi tersebut menjadi pembenaran tidak dibangunnya JSS. JSS tetap diperlukan mengingat besarnya manfaat bagi lancarnya arus logistik dan kendaraan antar kedua pulau dengan penduduk terbesar di Indonesia.

Semoga peristiwa arus mudik dan balik 2022 menjadi pertimbangan urgensi pembangunan JSS sebagai penghubung antara Jawa dan Sumatera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun