Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Masyarakat Sontoloyo: Generasi yang Tenggelam dalam Komodifikasi Keaksaraan

26 Januari 2019   11:54 Diperbarui: 26 Januari 2019   12:06 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewasa ini, terminologi sontoloyo sangat tepat digunakan untuk menggambarkan masyarakat yang tersimulasi oleh komodifikasi keaksaraan yang merupakan produk industry kebudayaan. Pasalnya, kemampuan membaca buku hanya dimanfaatkan untuk memenuhi hasrat kesenangan dalam rangka mengikuti tren yang diciptakan oleh para kapitalis.

Masyarakat sontoloyo sejatinya merupakan kalangan yang melek aksara. Namun dalam kehidupan bermasyarakat, ia buta terhadap sekitar, ia tidak mampu menggunakan keberaksaraannya untuk membaca realitas sosial, sehingga lebih memilih untuk memperkaya para kapitalis daripada harus bersusah payah mencari problem solving dari persoalan yang ada. 

Dalam hal ini, Strinati (2007:73) mengungkapkan adanya suatu kemungkinan bagi masyarakat untuk mempertahankan standing position individu yang menolak komodifikasi keaksaraan. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa produk industrialisasi budaya pada dasarnya bukan suatu hal yang mampu membentuk konstruksi sosial secara orang per orang. 

Tetapi secara individu, karakteristik seseorang juga akan menentukan selera dan cita rasa, yang kemudian menghadirkan pilihan, menjadi masyarakat dengan keberaksaraan yang mampu membaca realitas, atau justru menjadi masyarakat sontoloyo.

Daftar Pustaka

Banks, Mark. Et.al. 2000. Risk and Trust in the cultural industries. UK: Manchester institute for popular culture

Diago, Gloria Gomez. 2014. The Role of Shared Emotions in the Construction of the Cyberculture: From Cultural Industries to Cultural Actions: The Case of Crowdfunding. Spain: Rey Juan Carles University

Holborow, Marine. 2018. Language, commodification and labour: the relevance of Marx. Ireland: Dublin City

Soekarno. 2015. Islam  Sontoloyo. Bandung: Sega Arsy. Cetakan Keempat

Sugihartati. 2012. Masalah Minat Baca. Surabaya: Revka Petra media

Leslie, Deborah. And Rantisi, Norma. 2017. Deskilling in cultural industries: Corporatization, standardization and  the erosion of creativity at the Cirque du Soleil. Canada: Departement of Geographi and Planning

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun