Tugas pertama saya adalah menempel poster lomba foto esai. Saya ditugaskan menyebarkan itu poster dengan Tukang Es Batu. Alasannya sederhana, Tukang Es Batu punya mobil, jadi lebih leluasa dalam penyebaran poster. Saya juga punya, supirnya tiap hari ganti. Tak apalah, pucuk dicinta ulam pun tiba.
Dengan hati yang berdebar, saya SMS Si Tukang Es Batu.
“Tuk, kita disuruh nyebar poster. Bisanya kapan?”
“Kalo hari Minggu aja gimana, kak?”Dia merespon cepat.
Ah dipanggil kakak. Serasa ingin mengayominya lebih lanjut. Ini tulisan kok tai banget sih fik?
Hari yang ditunggu datang. Hari Minggu. Beberapa hari sebelumnya saya sudah bisa membayangkan bisa menyebar poster, terus makan siang, lanjut nyebar poster lagi, makan malam, dan lain – lain. Semua dilakukan berdua dengan Tukang Es Batu dan tanpa paksaan sama sekali. Semua dilakukan demi suksesnya acara.
Hari Minggu saya berkomunikasi dengan Tukang Es Batu. Menentukan lokasi pertemuan.
“Kak Fikri, aku jemput di mana nih? Kost kakak di mana?”
“Hmm, ketemu di CK jakal aja deh. Jam berapa nih enaknya?”
“Siang aja ya jam 11an gitu”
“Okay!”