Mohon tunggu...
fikrierwilprasetya
fikrierwilprasetya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

seorang mahasiswa yang ingin menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ketika Raksasa di Bawah Selatan Jawa Terbangun

28 Januari 2025   23:35 Diperbarui: 28 Januari 2025   23:34 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gempa megathrust di selatan Jawa terjadi ketika batuan di zona subduksi patah akibat tegangan yang terlalu besar. Patahan ini menyebabkan pergerakan vertikal yang signifikan di dasar laut. Pergerakan vertikal inilah yang memicu gelombang raksasa yang kita kenal sebagai tsunami. Gempa megathrust di selatan Jawa selalu berpotensi menimbulkan tsunami. Tinggi gelombang tsunami bergantung pada besarnya gempa dan karakteristik pantai. Dalam "Source mechanism of the 2004 Sumatra-Andaman earthquake inferred from tsunami waveforms", Piatanesi dan Lorito (2007) menjelaskan bahwa "gelombang tsunami dapat memberikan informasi penting tentang mekanisme sumber gempa bumi, termasuk arah perambatan patahan dan besarnya perpindahan vertikal di dasar laut."

Gempa bumi dan tsunami yang dipicu oleh megathrust di selatan Jawa dapat menimbulkan dampak yang menghancurkan bagi masyarakat di wilayah pesisir. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama dalam upaya mitigasi bencana. Mitigasi bencana meliputi upaya pencegahan, kesiapsiagaan, dan penanganan pascabencana. Dengan mitigasi bencana yang baik, diharapkan dampak negatif dari gempa bumi dan tsunami dapat diminimalisir.

Menerawang Masa Depan: Kapan Megathrust di Selatan Jawa Terjadi?

Meskipun prediksi tepat waktu terjadinya megathrust masih merupakan tantangan besar, para ahli geologi dan seismologi terus mencoba menjawab pertanyaan yang menghantui ini. Dengan mempelajari sejarah gempa bumi, siklus gempa, dan pergerakan lempeng tektonik, mereka berusaha meramalkan kapan raksasa di bawah samudra selatan Jawa akan terbangun.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa segmen-segmen tertentu di zona subduksi selatan Jawa sudah lama tidak mengalami gempa bumi besar. Sebagai contoh, segmen Jawa bagian barat, yang meliputi wilayah Banten dan Jawa Barat bagian selatan, terakhir kali mengalami gempa bumi besar pada tahun 1780. Sementara itu, segmen Jawa bagian tengah, yang meliputi wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, terakhir kali mengalami gempa bumi besar pada tahun 1867. Hal ini menunjukkan bahwa segmen-segmen tersebut mungkin sudah menumpuk energi yang cukup besar dan berpotensi menghasilkan gempa bumi megathrust dalam waktu dekat.

Namun, penting untuk diingat bahwa prediksi gempa bumi bukanlah ilmu pasti. Meskipun para ahli dapat memperkirakan potensi dan lokasi megathrust, tetapi menentukan waktu pastinya masih sangat sulit. Faktor-faktor seperti kompleksitas struktur geologi, variasi kecepatan pergerakan lempeng, dan interaksi antar segmen sesar membuat prediksi gempa bumi menjadi sangat rumit.

Menghormati Kekuatan Alam, Membangun Kesiapsiagaan di Selatan Jawa

Megathrust di selatan Jawa adalah sebuah ancaman nyata, sebuah raksasa yang tidur di bawah samudra, menunggu waktu untuk terbangun. Namun, kita tidak boleh hidup dalam ketakutan. Sebaliknya, kita harus menggunakan pengetahuan tentang megathrust untuk membangun kesiapsiagaan dan ketangguhan.

Seperti pepatah lama mengatakan, "Tak kenal maka tak sayang." Dengan mengenal megathrust lebih dekat, kita dapat lebih menghormati kekuatan alam dan lebih bijak dalam mengelola lingkungan. Kita dapat membangun infrastruktur yang tahan gempa, mengembangkan sistem peringatan dini yang efektif, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan tsunami.

 

McCloskey, J., Nalbant, S. S., Steacy, S., Sieh, K., Meltzner, A. J., & Chadwick, W. (2005). Earthquake risk from co-seismic stress transfer in Sumatra. Nature, 434(7031), 291-291.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun