Mohon tunggu...
Fikri Fernandika Akbar
Fikri Fernandika Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya

Hobi Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kurangnya Sopan Santun pada Anak Usia Dini dalam Perkembangan Moral dan Agama

5 Desember 2024   10:04 Diperbarui: 5 Desember 2024   10:19 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Jadi, apabila kita ingin memiliki anak dengan sikap sopan dan beretika, sedangkan kita  sendiri tidak memberikan contoh bagaimana melakukannya, maka jangan berharap anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kita inginkan. Pasalnya, mendidik anak paling efektif yaitu dengan memberikan teladan dan contoh nyata di rumah maupun di sekolah

KOREKSI DAN APRESIASI USAHANYA

 Jangan pernah bosan mengoreksi atau memberikan nasihat pada hafidz apabila ia menunjukkan sikap yang tidak menyenangkan kepada orang lain. Lalu Hindari memarahi atau bahkan menghukum ahafidz di depan umum karena hal tersebut bisa berdampak negatif pada perkembangan kesehatan mentalnya. 

Tetap beri tahu ahafidz  dengan kata-kata dan nada bicara yang lembut. Jaga kontak mata tetap sejajar dengan hafidz dan sentuh bahunya ketika kita sedang memberikan arahan yang tepat. Jadi, hafidz tidak terkesan seperti dimarahi oleh orang tuanya. Sementara itu, jangan lupa untuk memberikan pujian apabila hafidz berhasil menunjukkan etika sopan santun ketika berbicara dengan orang lain.

BIASAKAN UNTUK MENGUCAPKAN 3 KATA AJAIB

 Cara paling efektif untuk mengajarkan etika dan sopan santun pada anak adalah membiasakan anak memakai 3 kata ajaib dalam berbagai aktivitasnya, yaitu terima kasih, tolong, dan maaf. Apabila anak melakukan kesalahan, ajarkan untuk meminta maaf. Jika ia menginginkan sesuatu, biasakan untuk meminta tolong. Lalu, apabila ia telah mendapatkan bantuan atau diberi sesuatu, ajarkan untuk selalu mengucap terima kasih.

 Ajari secara konsisten dan ingatkan apabila anak lupa mengucapkan 3 kata ajaib tersebut. Lama-kelamaan, anak pun menjadi terbiasa untuk meminta tolong, berterima kasih, dan minta maaf dalam berbagai kondisi ketika bersosialisasi dengan orang lain di luar rumah.

GUNAKA SAPAAN YANG BAIK DAN SOPAN SANTUN

Dan yang terahir adalah  ajari anak untuk menggunakan sapaan yang baik dan santun. Misalnya memanggil kakak, om, tante, paman, bibi, kakek, atau nenek untuk orang-orang yang lebih tua dan menggunakan sapaan adik untuk orang yang lebih muda usianya darinya. Kunci penting dalam melatih anak memiliki etika sopan santun dan rasa hormat adalah disiplin dan konsisten

KESIMPULAN

Kesimpulan mengenai kurangnya sopan santun pada anak usia dini dalam perkembangan moral dan agama menunjukkan bahwa masalah ini merupakan tantangan serius dalam pendidikan karakter. Banyak anak yang belum terbiasa menerapkan perilaku sopan santun, seperti mengucapkan "tolong," "maaf," dan "terima kasih" dalam interaksi sehari-hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun