Mohon tunggu...
Fikri Adi Nugraha
Fikri Adi Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Saya adalah kompasianer pemula dengan blog pribadi. Saya merupakan mahasiswa prodi S1-Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendapatan Nasional: Pengertian, Tujuan, dan Cara Menghitungnya

27 Juni 2023   21:55 Diperbarui: 27 Juni 2023   21:58 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fikri Adi Nugraha's file

Pendapatan Nasional adalah jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun. Pendapatan Nasional merupakan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu negara pada periode tertentu, biasanya 1 tahun.

Tujuan:

1. Mengetahui kemampuan dan pemerataan perekonomian masyarakat dan negara.

2. Memperoleh taksiran yang baik tentang nilai barang dan jasa dalam satu tahun.

3. Membantu pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan.

4. Mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian negara.

Manfaat:

1. Mengetahui struktur perekonomian negara (industri, jasa, agraris).

2. Mengetahui pertumbuhan perekonomian negara dengan cara membandingkan pendapatan nasional dari waktu ke waktu.

3. Dapat membandingkan perekonomian antar daerah.

4. Dasar perbandingan perekonomian dengan negara lain.

5. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi.

Faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional:

1. Permintaan dan penawaran.

2. Konsumsi dan Tabungan.

3. Investasi.

Metode Perhitungan Pendapatan Nasional:

1. Pendekatan Produksi= pendapatan nasional yang dihitung berdasarkan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan dari masing-masing sektor ekonomi pada periode tertentu. Di Indonesia ada 9 sektor ekonomi yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu 

   (a) sektor primer :

         (1) pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan;

         (2) pertambangan dan penggalian. 

   (b) sektor sekunder:

         (3) industri pengolahan (manufaktur);

         (4) listrik, air, dan gas;

         (5) bangunan.

   (c) sektor tersier:

         (6) perdagangan, hotel, dan restoran;

         (7) pengangkutan dan telekomunikasi;

        (8) keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan

         (9) jasa lain-lain.

 Untuk mengatasi masalah perhitungan ganda, dalam perhitungan GNP (Gross Nasional Product) yang dihitung adalah seluruh nilai  dari barang dan jasa akhir (final product), sedangkan barang antara (intermediate goods) tidak diikutsertakan.

Contoh: GNP akan memasukkan roti, tetapi tidak memasukkan gandum. Sebab dalam pendekatan produksi, masalah penghitungan ganda akan diselesaikan dengan metode nilai tambah (nilai selisih antara nilai penjualan dengan nilai pembelian bahan mentah). Jadi, yang dihitung adalah nilai tambah yaitu nilai pendapatan jualan dikurangi dengan biaya bahan/biaya antara.

2. Pendekatan Pendapatan= pendapatan nasional yang dihitung dengan cara menjumlahkan pendapatan masing-masing faktor produksi pada tahun tertentu.

(Faktor Produksi)       :        (Pendapatan)

Tenaga Kerja             :       Upah/gaji      

Modal                           :       Bunga

Tanah                           :       Sewa

Keahlian                      :       Laba

Metode penghitungan GNP/PDB-nya= Upah(Wages)+Bunga(Interest)+Sewa(Rent)+Laba(Profit)

3. Pendekatan Pengeluaran= pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan pengeluaran dari masing-masing pelaku ekonomi pada periode tertentu.

(Pelaku ekonomi)       :        (Pengeluaran)

Konsumen                     : Konsumsi (C)

Produsen                        : Investasi (I)

Pemerintah                   : Pengeluaran Pemerintah (G)

Sektor Luar Negeri    : Ekspor-Impor (NX)/ekspor neto

Metode penghitungan GNP/PDB-nya= C+I+G+NX

Perbedaan GDP/PDB dengan GNP/PNB

Secara sederhana, GDP menghitung semua total pendapatan negara berdasarkan lingkup batas wilayah, sedangkan GNP menghitung total pendapatan negara dalam ruang lingkup warga negara. Sebagai contoh: Mobil-mobil yang dihasilkan oleh HONDA (perusahaan milik jepang) dari pabrik yang berada di Indonesia masuk ke dalam GNP Jepang, tapi tidak masuk dalam GDP Jepang. Sebaliknya, masuk dalam GDP Indonesia, tapi tidak GNP Indonesia.

Pertumbuhan Pendapatan Nasional

Dalam mengukur pertumbuhan pendapatan nasional digunakan pendapatan nasional riil. Pendapatan nasional riil dihitung dengan mendeflasikan pendapatan nasional nominal. Cara mendeflasikannya dengan menilai berdasar nilai tahun dasar.

Pendapatan nasional nominal= pendapatan nasional menurut harga yang berlaku.

Pendapatan nasional riil= pendapatan nasional menurut harga konstan.

Berikut ini contoh penghitungan PDB Nominal, PDB Riil, dan PDB Deflator:

Fikri Adi Nugraha's file
Fikri Adi Nugraha's file

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun