PEMBAHASAN
Makna Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan. Pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan karakter individu seseorang.Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka perkembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang bersang- kutan. Artinya, perkembangan budaya dan karakter dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial,budaya masyarakat, dan budaya bangsa.Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila, jadi pendidikan budaya dan karakter adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peseta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.
Pendidikan karakter atau pendidikan watak sejak awal munculnya pendidikan oleh para ahli dianggap sebagai suatu hal yang niscaya.John Sewey, misalnya, pada tahun 1916 yang mengatakan bahwa sudah merupakan hal yang lumrah dalam teori pendidikan bahwa pembentukan watak merupakan tujuan umum pengajaran dan pendidikan budi pekerti di sekolah.Kemudian pada tahun 1918 di Amerika Serikat (AS), Komisi Pembaharuan Pendidikan Menengah yang ditunjuk oleh Perhimpunan Pendidikan Nasional melontarkan sebuah pernyataan bersejarah (Omeri,pentingnya pendidikan karakter dalam dunia pendidikan)
Pendidikan Karakter dalam Islam
Islam menggunakan kata akhlak (jenis jamak dari kata khuluq) untuk menggambarkan karakter. Dua gambar manusia telah dikembangkan, khususnya gambar luar orang yang disebut khalqselanjutnya gambaran batinnya disebut khuluq. Khalq adalah gambaran nyataorang, sedangkan khuluq adalah gambaran mistiknya.
Lebih lanjut makna bahwa khuluq adalah “suatu keadaan (hay’ah) dalam ruh (nafs)surgawi (rasikhah), dan dari kondisi itu tumbuhlah gerakan sederhana. Selain itu, sederhana tanpa memerlukan pemikiran dan pemikiran tambahan sebelumnya. “suatu kondisi (sesuatu) jiwa (nafs) yang menyebabkan suatu kegiatan tanpa dipikirkan atau dipikirkan,” demikianlah pengertian khuluq. Pada dasarnya, ini hanyalah etikayang mencakup keadaan-keadaan di dalam, bukan kondisi-kondisi di luar. Misalnya saja individu orang yang memiliki orang kikir juga bisa menghabiskan banyak uangbagi riya', tidak efisien dan sombong. Jika dia orang yang liberal, dia mungkin akan terus-terusan membelanjakan uangnyademi kebaikan dan keuntungan(Andi et al., 2023). Diungkap dalam Al-Qur’an Q.S Al-Qalam ayat 4:
َواِن ََّكلَعَٰلى ُخلٍُق َعِظْیٍم
Artinya: Sesusngguhnya engkau benar – benar berbudi pekerti yang agung
Karakter atau akhlak mulia dalam pandangan Islam adalah produk alamiah terjadi karena metode pelaksanaan syariah (cinta dan muamalah). Mengingat kuatnya landasan aqidah. Seperti struktur, seseorang adalah kesempurnaan struktur setelah pendirian dan bidang struktur yang menjadi kekuatannya adalah. Oleh karena itu, tidak terbayangkan bagi orang terhormat untuk muncul seseorang dalam hal ia tidak mempunyai aqidah dan syariah yang benar. Aqidah Fakta mengenai hal ini tercermin dalam sudut pandang dan perilaku biasa. Contohnya, Individu yang memiliki keyakinan tulus kepada Allah akan terus mengikuti setiap perintah Allah dan hindarilah segala ingkarnya. Artinya, dia akan melakukannya. Teruslah berbuat baik dan jauhi hal-hal yang buruk. Keyakinan akan hal itu yang lain (utusan suci, buku, dll) akan menentukan perspektif dan perilaku mereka terkoordinasi dan terkendali, sehingga akan memperlihatkan pribadi yang terhormat
(Andi et al., 2023).
Pada awalnya, karakter didapat dari pelajaran moral, khususnya bagian yang sulit dipahamidari bagian pelajaran Islam. Contoh ini tidak mencakup keyakinan dan syariahsebagai pengembangan karakter, namun hanya etika. Melalui contoh ini,Struktur pribadi Islam dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: 1) Pribadi unggul (mahlaq mahlah itu sederhana). Sabar, bersyukur, ikhlas, qana'ah, rendah hati (tawadu'), jujur (sidq), dermawan, amanah, pemaaf, berpikiran terbuka, dan lain-lain. 2) Orang yang tercela (akhlakmazmumah).Struktur orang ini antara lain mudah marah (gadab), kufur nikmat, riya',bersemangat (tama'), sombong (takabur), berbohong (kizb), kikir (syukh), licin, pembalasan, iri hati, dll. Kedua karakter ini adalah energi yang berlawananatau sebaliknya saingan yang masuk akal, baik dilihat dari cara berperilaku yang eksoteris atau sulit dipahami, misalnya, toleransi versus kemarahan, penghargaan versus ketidak percayaan, kejujuran versusriya', qana'ah versus tama', tawadu' lawan menyombongkan diri, amanah versus kebohongan dan segera (pendidikan berkarakter sebagai upaya membentuk generasi berkarakter ungul)
Generasi Berkarakter Unggul
Generasi unggul dapat dicirikan sebagai usia yang memiliki pengetahuan dan orang hebat di dalam dirinya, dan secara konsisten secara tegas mempengaruhi dirinya sendiri, orang lain, dan makhluk di sekitar iklim. Menjadi usia yang lazim bukanlah suatu hal peristiwa yang kebetulan atau sederhana, melainkan akibat dari suatu interaksi yang telah dan harus dilakukan dimulai lebih awal. Pendidikan yang cocok untuk Pendidikan juga penting untuk menghasilkan generasi yang unggul dapat mempertahankan kemauan agar semua orang mengetahuinya. Kebaikan moral perlu dijalankan sesuai informasi yang dimilikinya. Menciptakan generasi unggul memang menantang dan melelahkan, namun Akan menjadi lebih sulit. lagi bagi seseorang yang tidak memiliki pola pikir unggul. Kondisi yang harus dipenuhi berubah menjadi individu yang dominan, khususnya mampu mengatasi mentalitas psikologisnya, iklim dan kerangka kerja yang secara konsisten membantu(Yulianti, 2021).
Generasi berkarakter unggul yang banyak ditemui termasuk generasi emas, saat ini pendidikan adalah pengalaman yang berkembang bagi anak-anak kecil yang tidak bisadiulangi saat belajar di masa dewasa, karena ukurannya tidakhanya dari nilai yang didapat, misalnya siapa pun bisa menjadi pendidik, semua tempat bisasekolah dan setiap informasi dapat berubah menjadi semangat belajar dan menghasilkan produk organik yang manis. Juga, benar-benar mengertidilihat dari siklus yang diikuti untuk memperoleh nilai tersebut dan selanjutnyahubungan antara kualitas-kualitas ini dan pelaksanaannya. Nah itulah alasannya setiap orang tua. Perlu dipahami bahwa, setiap anak yang dilahirkan dari perut ibunya berada dalam keadaan fitrah.Karena dalam keadaan normal, setiap generasi muda pada awalnya menyukai hal yang besar (ma'ruf) dan benci hal yang buruk (munkar). Misalnya saja, anak-anak muda biasanya bersikap adil,dapat diandalkan, menyenangkan, dan dapat melakukan tanpa hinaan, dapat melakukan tanpa berbohong, dapat melakukan tanpa kebiasaan burukberbagai hal yang tidak patut dicontoh.
Cara paling sederhana untuk membangun genarasi unggul dengan melalui pendidikan dilihat dari mencontoh keteladanan dari para guru juga pengelola lembaga pendidikan di tempat itu sendiri. Bisa dibiasakan melalui hal-hal sederhana, contohnya mengucapkan salam ketika bertemu, atau bertamu ke rumah orang, membiasakan bersifat ramah tamah, berjiwa kesatria, mau dan mampu mengakui kesalahan dan siap menerima masukan dari pihak lain maupun kata kunci dari keberhasilan pendidikan karakter dimanapun itu berada (Ngatipan, 2023).
Pendidikan Karakters ebagai Upaya Membentuk Generasi Unggul
Keberadaan manusia tidak dapat dipisahkan dari pendidikan karena pendidikan dapat mencetak keluhuran dan eksistensi manusia. Setiap usaha yang dilakukan suatu bangsa untuk meningkatkan keberhasilan pendidikan dan menumbuhkan sifat-sifat manusia yang unggul. Satu perspektif itudianggap berperan penting dalam upaya peningkatan keberhasilan pendidikan adalah pendidikan karakter, karena itulah pendidikan karakter membingkai pribadi yang bermoral dan beradab.
Pendidikan karakter akan menjadi upaya untuk meningkatkan kualitas manusia sekaligus jawaban atas persoalan keruntuhan moral,Karakter menentukan setiap arah dalam mengambil keputusan dan bertindakselanjutnya menentukan sifat etis dari usia yang lebih muda. Alhasil, karakter yang dibangun dilandasi oleh akhlak yang baik. Hal ini memungkinkan menjadi tujuan akhir pembangunan karakter yang benar-benar dipraktikkan dalam setiap kehidupan, yang akan membantu Indonesia menciptakan generasi emas(Ngatipan, 2023).
Melalui pendidikan karakter atau contoh yang ditunjukkan oleh guru dan manajemen institusi pendidikan itu sendiri, seseorang dapat membangun generasi yang berprestasi dari hal itu yang paling mudah, khususnya dunia pendidikan. Dimulai dengan hal-hal yang kecil, seperti berbicaramengucapkan salam kettika bertemu dengan senyuman simpul mengenai sesuatu yang sangat penting, misalnya saja memiliki berjiwaksatria, bersedia dan siap untuk mengakui kesalahan dan terbuka untuk kritik dari kelompok yang berbeda adalah slogannya untuk hasil dari pendidikan karakter di mana pun ia ditemukan.Penyesuaian (adjustment) terhadap nilai-nilai moral, mendalam (ketat) dan pertimbanganadalah kebutuhan yang benar-benar harus ada sebelum sesuatu yang lebih.
Karena etika atau moral merupakan cerminan diri setiap individu, maka peraturan, perjanjian, dan sejenisnya tidak menjadi pertimbangan penting dalam konteks ini. Moralatau sebaliknya etika tidak serta merta harus dituangkan dalam anggaran dasar atau pedoman apapun. Bagaimanapun, kejujuran adalah hakikatnya. Kewajiban untuk melatih nilai-nilaikeduniawian merupakan tanda kemajuan pendidikan karakter dalam suatu kerangkapetunjuk. Generasi unggul merupakan suatu hal atau konsekuensi dari penyesuaian terhadap nilai-nilai karakter yang berasal dari prinsip-prinsip agama yang dimulai dari pelajaran yang ketat dan sifat-sifat yang terhormat.
Oleh karena itu, guru mempunyai peran penting dan berpengaruh dalam melahirkan generasi terbaik. Kemampuan guru bukan sekedar pertukaran informasi, dibutuhkan lebih dari sekedar menanamkan nilai karakter kepada kedua orang tuapeserta didik tersebut. Pendidik adalahwali dari dua peserta didik di sekolah. Mereka melihat masa depan dan harapan yang bertumpuk bagi bangsa ini. Dengan demikian, organisasi sekolah/madrasah dan kemampuan pendidikmengarahkan, membimbing, dan menumbuhkan kemungkinan-kemungkinan esensial yang ada dalam diri individu,sehingga usia yang akan dikandung akan lebih dominan.Menciptakan zaman yang lazim, yang fokus pada keabadian tanpa mengedepankan isu-isu sampingandunia tentu bukan sesuatu yang sederhana. Mencetak generasi unggul ini akan menjadi tantangan tersendiri jika orang tua dan guru tidak berperan besar dan memberikan dukungan. Partisipasi yang besar dan perhatian yang lebih terhadap usiapada dasarnya penting untuk mendapatkan usia cemerlang yang tak tertandingi dengan memiliki tiga hal paling menarik yang sangat diantisipasi adalah wawasan, karakter, dan otonomi (Ngatipan, 2023).
Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya. Artikulasi iIni menunjukkan betapa kuat peran orang tua dalam membentuk kepribadian anak. Keluarga merupakan sebuah komponen merupakan salah satu pembentuk utama kepribadian remaja, karena orang tua merupakan pendidik utama yang akan mewujudkannya menunjukkan nilai-nilai kepada anak-anak. Seperti kualitas, standar, kebiasaan, keramahan yang ketat keramahan dan nilai persetujuan. Keluarga yang baik akan membentuk generasi muda yang hebat, sebaliknya. Hal ini karena anak usia dini, pra-remaja, dan remaja dicirikan oleh kecenderungan untuk meniru dan kegagalan dalam mempertimbangkan baik dan buruknya. Mereka yang masih mencari teladan yang baik dan teladan yang baik bagi generasi muda adalah para wali. Untuk membentuk karakter ini memerlukan investasi yang panjang dalam interaksi pembangunannya mekarnya anak muda.
Kedekatan personal antara anak dengan orang tua, termasuk para pendidikyang diperhitungkan sebagai hasil dari pendidikan karakter dalam keluarga. Bagaimana individu, wali dan pendidik juga dapat melaksanakan apa yang diberikan kepadan anak juga menjadi celah dalam sukses tersebut. Anak-anak akan lebih sering meniru, dengan memberikan contoh yang baik. Sehingga dipercaya para wali dan pendidik bisa menjadi figur ikon dan contoh yang baik bagi anak-anaknya. Generasi muda kelak akan menjadi pelajar atau understudy’s duduk di sekolah sekarang. Perjuangan bangsa ini akan terus berlanjut di bawah kendali mereka. Dengan demikian, tugas pendidik juga tidak kalah pentingnya, pentingnya peran wali dalam melahirkan generasi unggul. Guru yang unggul sangat penting untuk mencapai kemajuan dalam pendidikan berkualitas, sampai akhirnya siap melahirkan usia muda yang menjadi harapan negeri ini.
Dalam situasi ini, menyelesaikan perintah Untuk menumbuhkan generasi harapan bangsa, pendidik saat ini menghadapi tantangan besar. Pendidik tidak sekadar menyampaikan materi ilustrasi untuk memenuhi pedomantidak sepenuhnya menetap pada setiap mata pelajaran. Para pendidik juga mengambil bagian mengasimilasi nilai- nilai karakter dalam rutinitas sehari-hari siswa, sehingga memiliki pribadi yang terhormat, apa yang dimulai dari berbagai latihan yang terjadi di sekolah.Proses menyekolahkan seseorang hendaknya sudah mendarah daging dan dilakukan sejak awal.Karena karakter seseorang akan berkembang melalui proses pembiasaan, maka generasi emas diajarkan nilai-nilai karakter melalui pemberian dan penguatan yang berulang-ulang. sekolah karakter. Yang umumnya dinantikan sejak usia cemerlang adalah memiliki proses berpikir dan berperilakumengingat bidang utama yang memiliki kekuatan, pengetahuan tinggi, dan sikap seriusuntuk visi indah yang mewakili hal-hal yang akan datang.
KESIMPULAN
Pendidikan karakter merupakan sesuatu yang sangat penting pada saat ini, Karakter menentukan setiap arah dalam mengambil keputusan dan bertindak selanjutnya menentukan sifatetis dalam diri seseorang. Oleh karena itu guru mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk karakter yang baik. Keteladanan guru dalam dunia pendidikan dapat dimulai dengan hal-hal yang kecil, seperti berbicara mengucapkan salam ketika bertemu disertai senyuman simpul sampai pada hal–hal besar, misalnya saja memiliki berjiwa ksatria, bersedia dan siap untuk mengakui kesalahan dan terbuka untuk kritik dari kelompok yang berbeda adalah slogannya untuk hasil dari pendidikan karakter di mana pun ia ditemukan melalui proses pembiasaan tersebut, maka generasi emas diajarkan nilai-nilai karakter melalui pemberian dan penguatan yang berulang- ulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H