a. Gangguan Pertumbuhan Fisik: Anak-anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tinggi badan lebih pendek dan berat badan lebih ringan dibandingkan dengan anak-anak sebaya mereka. Ini dapat mempengaruhi kemampuan fisik mereka di masa dewasa.
b. Gangguan Kognitif dan Mental: Stunting dapat berdampak pada perkembangan otak anak dan menyebabkan masalah kognitif, seperti kesulitan belajar dan rendahnya kemampuan kognitif.
c. Produktivitas yang Menurun: Anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki produktivitas yang rendah di masa dewasa, karena stunting menghambat perkembangan potensi mereka.
d. Masalah Kesehatan Kronis: Stunting meningkatkan risiko masalah kesehatan kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi di kemudian hari.
4. Upaya Penanggulangan Stunting
Mengatasi stunting memerlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, dan sektor swasta. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:
a. Peningkatan Kesadaran: Edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi yang seimbang dan akses terhadap layanan kesehatan yang baik dapat membantu mengurangi stunting.
b. Peningkatan Akses Terhadap Gizi yang Baik: Program bantuan pangan, pendidikan gizi, dan kampanye pemberdayaan ibu-ibu untuk memberikan nutrisi yang tepat kepada anak mereka dapat membantu mengatasi stunting.
c. Peningkatan Akses Terhadap Layanan Kesehatan: Meningkatkan akses ke layanan kesehatan yang berkualitas, termasuk perawatan prenatal dan perawatan anak, sangat penting dalam deteksi dan penanganan dini stunting.
d. Peningkatan Sanitasi dan Infrastruktur: Investasi dalam sanitasi yang memadai dan infrastruktur air bersih dapat membantu mengurangi risiko infeksi dan meningkatkan kualitas lingkungan anak-anak.
Dari beberapa upaya untuk mencegah stunting tersebut maka mahasiswa KKN Kolaboartif Kelompok 107 Jember merencanakan sosialisasi tentang stunting dan pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) sebagai tambahan gizi di Desa Sidorejo.