Mahasiswa KKN kolaboratif 107 Jember yang ditempatkan di Desa Sidorejo melakukan observasi mengenai kasus stunting. Observasi mengenai kasus stunting tersebut  dilakukan pada pada hari selasa (25/07/2023) Desa Sidorejo yang memang merupakan salah satu desa yang memiliki kasus stunting sebanyak 5 balita. Informasi mengenai kasus stunting tersebut didapatkan dari salah satu bidan di Desa Sidorejo.
"Memang terdapat kasus stunting di Desa Sidorejo ini, untuk jumlah balita yang terjangkit stunting ini yaitu 5 orang" Ucap Bu Suci selaku bidan di Desa Sidorejo
Stunting merupakan salah satu tantangan serius dalam bidang kesehatan global yang telah lama mengkhawatirkan. Masalah ini berkaitan erat dengan kurangnya gizi, kualitas pangan, dan akses terhadap layanan kesehatan yang memadai. Stunting mempengaruhi kualitas hidup anak-anak dan memiliki dampak jangka panjang pada pertumbuhan fisik, kognitif, dan produktivitas di masa dewasa. Artikel ini akan membahas fenomena stunting, penyebabnya, dampaknya, serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini guna memastikan generasi muda memiliki potensi yang maksimal di masa depan.
Stunting juga dapat didefinisikam sebagai suatu kondisi ketika anak memiliki tinggi badan lebih pendek dari tinggi badan rata-rata anak seusianya. Standar yang umum digunakan adalah kurang dari dua standar deviasi dari tinggi badan rata-rata berdasarkan umur (SD) menurut data pertumbuhan anak dari World Health Organization (WHO). Penyebab Stunting disebabkan oleh faktor-faktor kompleks, termasuk masalah gizi, sanitasi, lingkungan, dan akses terhadap layanan kesehatan. Berikut adalah beberapa penyebab umum stunting
a. Gizi Buruk: Anak-anak yang tidak mendapatkan asupan gizi yang mencukupi, seperti protein, energi, vitamin, dan mineral, berisiko tinggi mengalami stunting.
b. Kurangnya Akses Terhadap Layanan Kesehatan: Di banyak negara berkembang, akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas sering kali terbatas, sehingga menghambat deteksi dan penanganan dini stunting.
c. Infeksi dan Penyakit: Infeksi berulang pada masa anak-anak, seperti diare kronis dan infeksi saluran pernapasan, dapat mengganggu penyerapan nutrisi, mempengaruhi pertumbuhan, dan menyebabkan stunting.
d. Faktor Lingkungan: Kondisi lingkungan yang buruk, seperti sanitasi yang tidak memadai dan akses terhadap air bersih yang terbatas, dapat meningkatkan risiko stunting.
3. Dampak Stunting
Dampak stunting jauh melampaui masalah fisik. Beberapa dampaknya antara lain:
a. Gangguan Pertumbuhan Fisik: Anak-anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tinggi badan lebih pendek dan berat badan lebih ringan dibandingkan dengan anak-anak sebaya mereka. Ini dapat mempengaruhi kemampuan fisik mereka di masa dewasa.
b. Gangguan Kognitif dan Mental: Stunting dapat berdampak pada perkembangan otak anak dan menyebabkan masalah kognitif, seperti kesulitan belajar dan rendahnya kemampuan kognitif.
c. Produktivitas yang Menurun: Anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki produktivitas yang rendah di masa dewasa, karena stunting menghambat perkembangan potensi mereka.
d. Masalah Kesehatan Kronis: Stunting meningkatkan risiko masalah kesehatan kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi di kemudian hari.
4. Upaya Penanggulangan Stunting
Mengatasi stunting memerlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, dan sektor swasta. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:
a. Peningkatan Kesadaran: Edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi yang seimbang dan akses terhadap layanan kesehatan yang baik dapat membantu mengurangi stunting.
b. Peningkatan Akses Terhadap Gizi yang Baik: Program bantuan pangan, pendidikan gizi, dan kampanye pemberdayaan ibu-ibu untuk memberikan nutrisi yang tepat kepada anak mereka dapat membantu mengatasi stunting.
c. Peningkatan Akses Terhadap Layanan Kesehatan: Meningkatkan akses ke layanan kesehatan yang berkualitas, termasuk perawatan prenatal dan perawatan anak, sangat penting dalam deteksi dan penanganan dini stunting.
d. Peningkatan Sanitasi dan Infrastruktur: Investasi dalam sanitasi yang memadai dan infrastruktur air bersih dapat membantu mengurangi risiko infeksi dan meningkatkan kualitas lingkungan anak-anak.
Dari beberapa upaya untuk mencegah stunting tersebut maka mahasiswa KKN Kolaboartif Kelompok 107 Jember merencanakan sosialisasi tentang stunting dan pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) sebagai tambahan gizi di Desa Sidorejo.
"Pemberian PMT memang sangat penting untuk mencegah terjadinya stunting sebagai tambahan gizi pada balita" Ucap Bu Sulasmini selaku bidan Desa Sidorejo.
Stunting merupakan masalah serius yang mempengaruhi jutaan anak di seluruh dunia. Dengan menyadari penyebab dan dampaknya, serta melibatkan semua pihak dalam upaya penanggulangannya, diharapkan kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda. Penghapusan stunting bukan hanya tentang memastikan kesehatan fisik anak-anak, tetapi juga menggenggam kunci bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H