“Sebagai contoh, dulu waktu di Indonesia kita tiba-tiba diminta membuat video terkait materi yang telah disampaikan. Padahal, beberapa dari kita sebagai murid, belum pernah bahkan ada yang belum mengerti bagaimana mengoperasikan aplikasi video editing. Kalau di sini, kita akan diajari dulu baru penerapannya. Sama halnya dengan penggunaan microsoft, pasti diajari dulu dari dasarnya baru kita diminta untuk menggunakan,” jelas Ilma.
Sehingga, dalam beberapa waktu Ilma merasa beberapa teman sekelasnya kurang memahami bagaimana menggunakan aplikasi tertentu, berbeda dengannya yang saat di Indonesia sudah mempelajarinya terlebih dahulu secara otodidak. Hal ini, tentu saja dijadikan Ilma sebagai nilai plus dalam kegiatan belajar di sana.
Dalam hal lain, Ilma sebagai salah satu Diaspora Indonesia di Jepang turut serta dalam beberapa komunitas diaspora yang ada. Meskipun bukan menjadi pengurus tetap, Ilma terlibat dalam keanggotaan PPI Jepang. Ilma juga menjadi salah satu anggota Muslim Indonesia di Osaka serta PMIJ yang merupakan organisasi Muslim Indonesia di Seluruh Jepang.
Komunitas tersebut mengadakan beberapa kegiatan yang bertujuan untuk mempromosikan Budaya Indonesia kepada Masyarakat Jepang. Selain itu, di masa sekolah bahasa ada event akhir tahun yang mana murid yang ada di sana menampilkan budaya masing-masing negara. Ilma bersama dengan teman-teman yang berasal dari Indonesia menampilkan tarian dan nyanyian asli Indonesia di depan orang-orang dari berbagai negara.