Mohon tunggu...
Zulfiqar Rapang
Zulfiqar Rapang Mohon Tunggu... Administrasi - Mengabadi dalam literasi

Pemuda ketinggian Rongkong, Tana Masakke. Mahasiswa Ilmu Politik di Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Semalam di Desa, Cara Baru Mendengar Aspirasi Warga

15 September 2019   11:20 Diperbarui: 28 September 2019   09:38 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari portal.luwuutarakab.go.id

Ia tercipta apabila warga negara bertindak bersama dalam koordinasi melalui wicara dan persuasi.

Pada sisi tersebut, hal ini adalah upaya penyusunan pondasi budaya politik yang ditujukan mengembalikan khittah politik sebagai political (kemanusiaan), bukan sekadar politics (kekuasaan). 

Dan ini tidak dapat diringkus dalam tagline 2 atau 3 kali lebih baik, sebab keberhasilan membangun budaya politik melampaui itu semua.

Hujan semakin deras. Sanggara' (pisang goreng) di nampan besar itu juga mulai mendingin. Saya berjalan ke meja disudut, tempat termos jumbo kopi terhidang.

Tutupnya basah karena percikan air hujan. Namun kopinya masih tetap panas. Di bawah tenda ini, percakapan warga dan bupati juga semakin menghangat.[]

[Penulis adalah Zulfiqar Rapang, anak muda ketinggian Rongkong Tana Masakke, Luwu Utara]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun