Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketahui Perbedaan Alergi vs Gangguan Saluran Cerna Fungsional

20 Oktober 2021   05:16 Diperbarui: 20 Oktober 2021   05:19 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, jika dibreakdown lagi, setidaknya ada dua gangguan saluran cerna pada anak yang perlu diketahui. Pertama, gangguan saluran cerna akibat alergi susu sapi (ASS). Kedua, gangguan saluran cerna fungsional atau functional gastrointestinal disorder (FGID). 

FGID ini biasanya disebabkan oleh beberapa hal yang saling terkait seperti;

  1. Faktor biologis anak
  2. Faktor psikososial
  3. Faktor lingkungan dan budaya

Nah, beberapa gangguan yang umumnya dialami oleh anak di masa emasnya adalah sebagai berikut;

  1. 30% mengalami regurgitasi atau gumoh (mengeluarkan kelebihan asi dalam jumlah sedikit, anak tetap happy atau tidak merasa sakit) gangguan ini akan berkurang di usia 4-6 bulan dan akan hilang di usia 9 bulan.
  2. 20% mengalami kolik infantil (menangis, tidak tenang tanpa alasan yang jelas).
  3. 15% mengalami konstipasi fungsional (jarang buang air besar selama dua minggu belum terntu berbahaya), perlu diperiksakan ke dokter jika ada gangguan akibat kelainan organ. Kenali lewat warna tinja. Jika berwarna hitam dan berbentuk bulat terindikasi tidak normal. Yang normal tinja lembut dan lunak. Biasanya terjadi di usia anak di bawah 6 bulan.
  4. 10% mengalami diare fungsional atau diskesia (buang air besar 4x sehari)

Gangguan fungsional tersebut ada yang tidak perlu dirisaukan secara berlebihan. Karena seperti yang sudah disebutkan oleh dr. Frieda, penyebabnya karena saluran cerna berlum bekerja optimal atau belum sempurna. Namun demikian, tetap harus diperhatikan juga perbedaannya dengan gangguan saluran cerna akibat alergi atau karena kelaian organ (berbahaya).

Illustrasi dok. pribadi
Illustrasi dok. pribadi

Yang perlu diwaspadai adalah jika gangguan saluran cerna akibat infeksi atau alegri. Pengebabnya (alergen) bisa dari berbagai hal, salah satunya adalah susu sapi. 

Menurut dr. Frieda, alergi susu sapi paling sering ditemukan di masa anak-anak dini, kedua setelah alergi telur. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka kejadian alergi susu sapi 2-7% dengan kasus tertinggi pada usia awal kehidupan atau dua tehun pertama masa emas anak.

Alergi susu sapi bisa diketahui sejak satu bulan pertama atau selama satu minggu lamanya di saat awal kehidupan atau bulan pertama.

Beberapa gejala alergi susu sapi yang perlu diketahui sbb;

  1. 50-70% pada kulit kemerahan.
  2. 20-30% saluran pernafasan (batuk, bersin, hidung berair).
  3. 1-9% sistemik gejala parah.
  4. 50-60% saluran cerna (gumoh, muntah, diare, sembelit, anemia, darah pada fases, kolik paling umum).

Umumnya anak mengalami dua jenis gejala ringan sampai dengan sedang tidak hanya di satu lokasi organ saja. Jadi, orang tua harus paham tanda-tandanya saat anak diketahui alergi terhadap susu sapi.

Illustrasi dok.pribadi
Illustrasi dok.pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun