Waktu masih kecil saya memiliki pengalaman berkesan dan mengakar kuat di memori hingga saat ini. Pengalaman tersebut terjadi ketika pertama kalinya saya menaiki sebuah mobil diesel dengan suara mesin yang dikenal “berisik”. Anggapan tersebut justru langsung hilang saat saya berkesempatan menaikinya secara langsung.
Siapa yang tak kenal dengan brand Isuzu. Isuzu bukan hanya menjadi bagian dari keluarga Indonesia tetapi juga sebagai Real Partner Real Journey dalam memproduksi kendaraan komersial maupun kendaraan niaga.
Dengan mesin berkapasitas besar, Isuzu tetap menjadi pilihan karena konsumsi bahan bakarnya juga irit. Termasuk salah satu yang cukup tangguh di berbagai medan jalan. Apalagi Isuzu dikenal sebagai mobil komersial yang punya ground clearance tinggi sehingga cocok buat di perkotaan maupun di perdesaan.
Kini Isuzu makin fokus dengan kendaraan niaga. Apalagi di masa pandemi seperti saat ini kebutuhan logistik makin meningkat sehingga ikut memengaruhi pasar kendaraan niaga yang diprediksi naik hingga 30 persen. Di sisi lain juga peningkatan sektor perkebunan dan pertambangan yang membuat permintaan kendaraan niaga ikut meningkat.
Meskipun di awal-awal pandemi penjualan kendaraan niaga sempat anjlok, namun lambat laun meningkat lagi. Kondisi pandemi membuat masyarakat lebih memilih berdiam diri di rumah sembari tetap melakukan aktivitasnya secara online. Mulai dari bekerja, sekolah, hingga belanja secara daring menjadi pilihan yang paling aman di masa pandemi.
Tak ayal beberapa perusahaan logistik kebanjiran order. Salah satu yang kini menjadi andalan dari Isuzu seperti pick up Isuzu Traga yang menjadi pilihan terbaik kendaraan kargo bagi perusahaan logistik serta perusahaan pengangkutan barang lainnya.
Konsumsi sayur masyarakat juga ikut meningkat karena kesadaran untuk hidup lebih sehat membuat konsumsi sayur dan buah jadi meningkat. Pola hidup sehat yang selama ini dijalankan oleh masyarakat di masa pandemi ternyata memiliki korelasi dengan logistik.
Suplai barang dari perkebunan tentu saja membutuhkan kendaraan yang tangguh tetapi tetap irit sehingga ongkos transportasi menjadi lebih efisien. Salah satu pertimbangan tepat adalah dengan memilih kendaraan dengan mesin diesel yang terbukti irit, bandel, dan tangguh.
Anggapan Mesin Diesel Sumbang Polusi
Anggapan tersebut ada benarnya, namun kini masyarakat bisa bernafas lega seiring dengan kesadaran pemerintah dalam menjaga indeks udara di kota-kota besar nan padat seperti di Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Makassar, dan lainnya lewat kebijakan tentang emisi kendaraan.
Kebijakan tersebut tertuang dalam peraturan menteri LHKP P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O atau Standar Emisi Euro 4. Sehingga nantinya semua mesin diesel wajib memenuhi kebijakan tersebut.
Bagaimanapun mesin diesel tetap dibutuhkan sebagai salah satu penunjang ekonomi nasional dalam logistik. Mesin diesel sudah teruji lebih irit BBM sehingga dapat menekan biaya produksi. Kebijakan tersebut sebenarnya sudah diantisipasi oleh Isuzu dengan menerapkan teknologi commonrail di beberapa produknya termasuk Isuzu Elf dan Giga.
Tak berhenti sampai di situ saja. PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) pun turut memberikan pelatihan kepada pengemudi truk perusahaan agar bisa mengemudi secara efisien. Hasilnya setelah pelatihan, para pengemudi tersebut bisa menghemat BBM-nya antara 20-30 persen seperti dikutip dari RadarSurabaya (13/4).
Kesiapan Isuzu terhadap Kebijakan Aturan Euro 4
DI sisi lain, semua produk otomotif kini tengah bersiap dengan kebijakan baru dari pemerintah yang dituangkan dalam Peraturan Menteri LHK P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O atau Standar Emisi Euro 4, seperti dikutip dari Kompas.com (4/2).
Suka tidak suka, mau tidak mau, masyarakat harus menerima keputusan bahwa pemerintah akan menghapus beberapa jenis BBM untuk mengurangi polusi udara dalam mendukung peraturan Euro 4 di Indonesia.
Dampaknya, BBM jenis Premium 88, Pertalite 90, Solar 48, dan Dexlite 51 akan sedikit demi sedikit dikurangi hingga kebijakan tersebut secara paripurna akan diimplementasikan pada April 2022.
Kita tidak bisa membayangkan ternyata selama ini ada sebanyak hampir lebih dari 146 juta kendaraan di Indonesia berkontribusi sangat besar terhadap polusi udara. Tak heran jika masa pandemi saat ini paling tidak bisa mengurangi penggunaan kendaraan bermotor sehingga sempat kita saksikan sendiri udara Jakarta termasuk di kota-kota padat mengalami perubahan jarak pandang yang lebih bersih karena polusi udara berkurang.
Aturan Euro 4 ini sudah sejak lama diterapkan di beberapa negara Eropa. Indonesia kini mengekor dengan persiapan teknologi yang sudah jauh-jauh hari disiapkan, termasuk salah satunya kesiapan Isuzu dalam menyongsong Euro 4 sebagai era baru dalam kendaraan bermotor.
Konsekuensinya tentu saja hanya BBM yang ramah lingkungan yang akan diizinkan untuk diperjualbelikan oleh pemerintah, saat aturan tersebut diberlakukan.
Penggunaan Teknologi Commonrail Isuzu
Saya sendiri ternyata kurang up to date jika Isuzu sudah lama menerapkan teknologi commonrail pada produknya. Produk dengan teknologi yang mampu mengurangi emisi ini ada pada mesin Isuzu Giga, sebuah kendaraan niaga yang tangguh dan dapat diandalkan.
Tentu saja ini akan menjadi angin segar bagi para pelaku usaha dan pebisnis terutama di bidang jasa dan logistik di mana saat ini masyarakat sangat bergantung terhadap logistik yang menjadi tulang punggung perekonomian di masa pandemi.
Kinerja mesin diesel yang sudah menerapkan commonrail dinilai lebih optimal dibandingkan dengan mesin diesel konvensional. Hal itu juga yang dibeberkan oleh Instruktur Project Training PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Thomas A. Wijanarka.
Ia mengatakan bahwa tekanan injeksi diatur oleh Engine Control Module (ECM) yang membuat kinerjanya lebih optimal dengan emisi lebih rendah. Dampaknya suara mesin lebih halus dan outputnya tetap maksimal, seperti dikutip dari Kompas.com (13/11/2020).
Dengan aplikasi dan teknologi yang sudah diterapkan sejak lama, kita tidak perlu khawatir bahwa mesin diesel tetap aman dan memenuhi standar Euro 4 di tahun 2022 nanti.
Harapan ini tentu akan memberikan kepastian kepada para pelaku usaha yang menggunakan mobil niaga bermesin diesel, kuat, tangguh, irit, dan tetap ramah lingkungan. Harapan tersebut juga semoga bisa diwujudkan pada kendaraan komersial agar gelar raja diesel tetap tersemat pada nama Isuzu, #IsuzuEuro4Ready.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H