Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

6 Laskar FPI Tertembus Timah Panas, Mengapa 4 Lainnya Lari?

9 Desember 2020   13:10 Diperbarui: 9 Desember 2020   13:16 1365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apapun alasannya, 4 orang laskar inilah yang nantinya akan menjadi juru kunci dalam penyelidikan. Termasuk beberapa saksi mata di sekitar TKP. Biarlah semuanya menjadi tugas kepolisian dalam mengungkapnya.

Di sisi lain, tentu masyarakat ingin tahu siapa yang sebenarnya yang mengarang cerita. 

FPI dikenal sebagai ormas yang meresahkan masyarakat. Meski tak bisa dipungkiri pula bahwa FPI sesekali terlibat dalam gerakan sosial. Namun, aksi-aksi kurang simpatiknya tidak bisa dilupakan begitu saja termasuk dalam pengrusakan fasilitas di bandara saat menjemput imam besarnya.

Polisi dalam posisi yang didukung oleh sebagian masyarakat yang memang sudah gerah dengan tindakan-tindakan FPI. Masyarakat menilai bahwa sudah sepantasnya kepolisian melakukan tindakan terukur serta tegas. 

Meskipun demikian, peristiwa tersebut, jangan sampai menjadi pemicu "Arab spring" seperti yang diinginkan oleh kelompok kelompok tertentu yang sejak lama memaksakan diri ingin mendirikan khilafah di Indonesia.

Polisi dan pemerintah harus berhati hati serta melakukan penyelidikan secara transparan, agar masyarakat bisa mengetahui yang sebenarnya.

Tentu beberapa lembaga independen pun dibutuhkan dalam mengawal kasus ini. Jangan sampai ada titipan dari luar negeri. Karena dalam keruhnya air, kita tidak pernah tahu di dalamnya apakah ada paku yang bisa menancap pada tangan kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun