Setelah selesai makan, kemudian istirahat sebentar sambil menunggu adzan isya berkumandang. Barulah kemudian saya memimpin salat isya dan tarawih berjamaah.Â
Saat itulah tenaga rasanya mulai berkurang. Dipaksa berdiri, tapi bagian lengan kanan dan lengan kiri serasa lemas. Disamping itu, migrain mulai menyerang. Rasanya memang cenut-cenut, tapi masih bisa saya tahan.
Salat pun saya singkat dengan membaca surat-surat pendek. Setelah selesai salat tarawih saya sempatkan membimbing si sulung yang sudah iqra enam dan si bungsu yang sudah iqra dua. Setelah itu barulah merebahkan badan sejenak.
Kata orang, pusingnya seperti orang yang sedang kena vertigo. Mungkin skalanya masih ringan. Yang jelas saat itu saya masih bisa menyelesaikan beberapa artikel yang sudah memasuki masa deadline.
Mengurangi asupan gula
Sembari rebahan, saya manfaatkan untuk mencari informasi informasi tentang gejala yang saya alami. Usut punya usut kemungkinan tubuh saya kaget dengan asupan insulin tinggi. Hadeh! Ini yang tidak saya sadari.
Singkat kata, asupan gula dari teh manis inilah yang mungkin menjadi penyebab saya merasa pusing dan mual. Untungnya tidak sampai muntah-muntah. Istri saya malah menggoda saya, itu tanda hamil, ujarnya.
Tidak mau mengulang kesalahan yang sama, akhirnya hari ini saya berbuka dengan asupan gula yang dibatasi. Teh manis pun hanya seteguk saja. Sayangnya saya belum sempat memesan kurma langganan dari keluarga. Mudah-mudahan besok-besok tidak kagetan lagi dengan gula.Â
Sehat-sehat semua ya teman-teman. Sekalipun sudah diimbangi dengan olahraga tetapi tidak mengubah pola makan, usaha kita akan sia-sia belaka. Kenali tubuh dan juga asupan yang dibutuhkan. Bersyukur berat badan saya sudah masuk ideal, hanya masih kurang serat dan sayuran saja.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H