Salah satu yang membedakan Danone Blogger Academy (DBA) dengan kegiatan workshop lainnya adalah tugas akhir. Peserta DBA akan diminta untuk menuliskan karya akhir setelah mengikuti akademi menulis maupun field tripÂ
Jika dibagi secara sederhana, peserta DBA akan mengikuti 4 tahap kegiatan, yaitu:
-
Akademi menulis.
Field trip.
Pembuatan karya akhir.
Graduation.
Bagi saya, yang paling sulit memang fase pertama dan fase ketiga hahaha. Fase paling seru tentu saja saat field trip dan graduation. Mungkin itu efek saya sebagai seorang freelancer saat itu yang frekuensi jam tayang ke luar daerah sedang tinggi.
Baca Juga: Cara Daftar Danone Blogger Academy 3 dan Kiat Suksesnya
Tapi, teman-teman calon peserta DBA 3 tidak usah khawatir. Saya akan membagikan resep dan tips menyelesaikan tugas akhir DBA 3 dengan langkah yang lebih mudah. Apa saja resepnya? Yuk, langsung aja disimak poin-poin berikut ini:
1. Tentukan Tema Tugas Akhir Sejak Awal
Tiga tema besar DBA sebetulnya tidak lepas dari nutrisi, kesehatan dan lingkungan. Ketiga tema itu juga saling berkelindan satu sama lain.Â
Contohnya saat membahas tentang stunting, ternyata erat juga kaitannya dengan nutrisi sebagai asupan pada periode 1000 hari kehidupan, serta lingkungannya. Beberapa narasumber dengan detail menceritakan kasus per kasus yang pernah terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
Nah, teman-teman DBA 3 bisa mulai meraba-raba dan mempersiapkan tema tulisan sejak awal. Minimal sudah punya gambaran mau menulis tema apa untuk tugas akhir nanti.Â
Supaya lebih mudah, akan saya bocorkan sedikit materi akademi menulis DBA 2 tahun lalu ya. Semoga membantu.
Isu kesehatan dan Nutrisi di Indonesia Terkini - Ir. Doddy Izwardi MA (Direktur Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI).
Air sebagai Sumber Kehidupan - Dr. Ir. Nana Mulyana Arifjaya (Dosen Hidrologi dan Pengelolaan DAS di Fakultas Kehutanan IPB Bogor).
Gizi Penting untuk Cegah Stunting - dr. Klara Yuliarti, Sp, A(K) DSA (subspesialis ahli Gizi UI bertugas di RSCM).
Memahami Pentingnya Hidrasi untuk Tubuh - Dr. Diana Sunardi, M.Gizi,Sp.Gk.
Pangan Aman, Kunci Tepat Keluarga - Prof. Dr. Ali Komsan,MS (Guru Besar Bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian IPB.
Mengenal Plastik di Kehidupan Sehari-hari - Dini Trisyanti (Pendiri & Peneliti Sustainable Waste Indonesia).
Seperti kata Stephen Covey dalam buku 7 Habitsnya:
"Begin With The End in Mind"
Jadi, kira-kira saat mendaftar DBA 3, kamu sudah punya gambaran tugas akhir seperti apa yang akan kamu tulis.
2. Riset dan Kumpulkan Materi Sebelum Akademi Menulis
Tugas akhir atau karya akhir memang dilombakan. Lumayan juga lho hadiahnya. Selain itu juga bisa menambah portfolio kamu sebagai seorang blogger atau kompasianer.Â
Nah, beberapa contoh tulisan ini adalah para pemenang tugas akhir (storytelling) pada DBA 1 dan DBA 2.
Pemenang DBA 1
Pemberdayaan Pangan Lokal Bikin Anti Kelaparan - Dewi Puspasari.
Pangan Fermentasi Lokal Tak Sekedar Enak, Juga Bernutrisi - Refika Z Artari.
Kantor Peduli Hidrasi, Karyawan Sehat dan Produktif - Murtiyarini Murtiyarini
Hati-hati! Stunting Mengancam Kelas Menengah - Uli Hartati (Tulisan Terfavorit).
Pemenang DBA 2
Keruhnya Sungai di Balik Cerahnya Batik Pekalongan - Inayah
Bijak Merawat Mata Air - Pringadi Abdi Surya
Mengedukasi Pecandu Narkoba Melalui Pengelolaan Air Minum - Andri Mastiyanto
Asa dari Kemudo di Tengah Kasak-kusuk Impor Pangan - Charles (Tulisan Terfavorit)
Dari kedua angkatan tersebut bisa kamu pelajari sisi-sisi yang menarik. Sebelum mengikuti akademi menulis, saya juga menyempatkan mempelajari tulisan-tulisan para juara meski pada akhirnya saya tidak juara hahaha.
Kalau boleh sedikit mengulas kelebihan tulisan DBA 2, mereka menulisnya dengan bahasa bertutur dan sederhana. Sehingga lebih mudah dicerna oleh semua kalangan.
Analisa Tulisan Para PemenangÂ
Salah satu pemenang, Inayah, merupakan peserta yang paling siap. Dari materi videonya saja sudah ia persiapkan sebelumnya. Bahkan saya rasa mungkin tema yang diangkat tentang limbah batik pun sudah jadi tema andalan sebelum mengikuti DBA 2.
Tulisan Pringadi Abdi Surya juga tak kalah menarik. Apalagi dia memang dikenal sebagai novelis yang produktif. Tulisannya pun mengalir seperti air, namun tetap memberikan fakta serta kutipan dari narasumber yang tepercaya.
Berbeda dengan Andri yang mengembangkan tulisan dengan contoh dari tempat kerjanya langsung. Contoh tulisan seperti ini sudah pasti juara, karena lebih khas, berbeda, unik, dan mengena.
Sedangkan tulisan Charles mengambil momentum yang tepat. Saat itu impor pangan memang sedang banyak diperbincangkan di media online. Kemasannya juga menarik karena diceritakan dengan cara bertutur, seperti membaca sebuah cerpen.
Tapi, benang merah yang bisa diambil dari semua tulisan tersebut adalah arahan dari mentor, kang Pepih Nugraha, yang memoles tulisan serius menjadi lebih mudah dicerna dengan gaya bercerita. Bahkan kami juga berdiskusi bagaimana cara menentukan judul yang menarik, memikat tapi bukan sekadar clickbait. Â
3. Wawancara Narasumber yang Berkaitan dengan Tema Tugas Akhir
Perbedaan antara tulisan blogger dan jurnalis terletak pada narasumber. Kerap kali blogger tidak mencantumkan hasil wawancara dengan para narasumber. Padahal ini yang menjadi kekuatan dan validitas sebuah informasi dari pakarnya langsung.
Pastikan untuk mencatat semua nomor telepon para narasumber. Jangan mengandalkan teman atau panitia. Pada saat tugas akhir, justru kami disibukkan dengan menanyakan nomor handphone para narasumber.Â
Todong langsung saja pada saat narasumber hadir di sesi workshop. Jika sudah punya bahan malah bisa langsung melakukan wawancara. Rekam proses wawancara dengan baik.Â
4. Cicil Tulisan Sejak Mengikuti Akademi Menulis
Selain tugas akhir, peserta DBA juga diminta untuk menuliskan kegiatan selama mengikuti akademi menulis dan fieldtrip. Nah, materinya sebetulnya bisa diambil dari tema besar yang sudah dipilih.
Tidak seperti saya yang loncat-loncat dari satu tema ke tema lain. Saat akademi menulis saya mengulas tentang fotografi, saat field trip saya menulis tentang peternakan sapi "merapi project" sedangkan pada saat tugas akhir saya menulis tentang Penggagas River Tubing Sungai Pusur.Â
Ini bukti bahwa saya datang ke DBA 2 tanpa persiapan yang matang hahaha. Padahal, tema-tema kecil (tugas harian) bisa digunakan untuk mendukung tema besar (karya akhir).
Tidak masalah jika ingin menulis dengan gaya sendiri, seperti yang saya lakukan. Namun, akan lebih efektif jika tulisan tugas harian menjadi pondasi tugas akhir, sehingga saat mengerjakan tugas akhir, konsepnya juga sudah matang dari fondasi tulisan sebelumnya.
5. Sempurnakan dengan Foto dan Video saat Field Trip
Jangan lupa menyiapkan alat tempur seperti laptop, recorder, kamera, power bank, eksternal hardisk dan memory card tambahan. Ada banyak sekali materi yang akan hilang jika tidak dipersiapkan dengan baik.
Recorder berguna untuk merekam semua  diskusi yang terjadi saat workshop. Kadang-kadang kecepatan menulis dan merekam poin penting tidak bisa mengimbangi saat narasumber bercerita. Repot kalau kita potong2 terus supaya diulang hahaha.
Paling penting saat ini sebetulnya video. Karena jujur aja masih ada beberapa materi DBA 2 yang belum saya publish karena keterbatasan waktu mengedit. Alasannya karena video lebih mudah dicerna, pesan yang disampaikan pun lebih gampang diterima penonton.
Â
6. Periksa Kembali, Diskusikan Bersama Mentor dan Peserta LainnyaÂ
Inilah enaknya ada teman diskusi. Kamu bisa diskusi bersama teman blogger maupun mentor yang akan mengarahkan tema serta memberikan insight-insight yang perlu ditambahkan dalam setiap tulisan.
DBA 2 lalu, selain kang Pepih Nugraha, kami juga ditemani oleh mas Yakob dan Mbak Nuy. Mereka adalah mantan Admin Kompasiana yang menjadi teman diskusi selama proses DBA 2 berlangsung.Â
Belajar SEO Agar Tulisan Lebih Banyak Dibaca Orang
Sejak tahun 2010, saya sudah mulai aktif menulis di Kompasiana. Tapi, saat itu saya belum paham apa itu SEO (search engine optimization). Barulah setelah bergabung dengan salah satu perusahaan rintisan, saya mulai belajar tentang SEO Content.
SEO Content saat ini menjadi salah satu tulang punggung perusahaan digital. Mengapa? Karena dengan mengandalkan SEO Content, Perusahaan bisa mendapatkan brand awareness, impresi bahkan lead dari sebuah artikel dengan biaya relatif lebih murah daripada beriklan.Â
Mengapa demikian? Ternyata menurut beberapa riset, warganet akan mencari informasi (review) terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli barang. Nah, review itu menjadi salah satu SEO content yang bisa dioptimasi sehingga muncul di halaman pertama pencarian.Â
Kekuatan blogger sebetulnya terletak pada orisinalitas cerita, sehingga bisa lebih mudah terindeks di mesin pencarian google. Tapi, jika tidak memenuhi beberapa prasyarat teknis, tentu akan sulit untuk masuk di halaman pertama pencarian.Â
Jika saya diajak ke Bali menemani peserta DBA 3, saya akan membagikan resep SEO Content. Setidaknya ada tiga hal yang penting untuk disampaikan.
Bagaimana cara menulis artikel yang mudah dibaca.
Bagaimana cara menulis artikel yang terstruktur dengan baik.
Bagaimana menulis artikel yang memberikan insight bagi pembaca.
Artikel yang easy to read, well structured, and giving insight for audience adalah fondasi dari SEO. Resep praktis SEO itulah yang ingin saya bagikan kepada para peserta DBA 3 sekaligus menerapkannya dalam SEO Youtube.Â
Yap, konsep dan dasar SEO tidak berbeda jauh antara artikel dengan video. Saya yakin materi SEO ini sangat dibutuhkan oleh para blogger. Apalagi dengan tanggung jawab besar sebagai KOLs yang memberikan pesan-pesan positif tentang nutrisi, kesehatan dan lingkungan kepada audience.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H