Ingin rasanya kuungkapkan kalimat bahwa aku juga merindukannya. Tapi, lidahku tercekat.
***
Pukul 24.00 tengah malam, tiba-tiba datang dua orang berbadan tegap ke rumah kakek dan nenek.
Seketika tangisan ibu pecah. Aku hanya termenung dari balik pintu memahami apa yang terjadi.
Saat itu, entah kenapa pipiku basah. Sambil menatap adikku yang terlelap dengan foto ayah di pangkuannya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!