Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Bagaimana Kedaulatan Pangan di Era Jokowi?

18 Februari 2019   00:03 Diperbarui: 18 Februari 2019   00:33 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita sendiri mendengar kabar bagaimana pasokan ikan ke negara tetangga terganggu sampai ke negeri sakura. Artinya selama ini banyak sekali ikan-ikan yang dicuri dan dijual untuk negara lain dengan harga murah.

Namun, dengan program penanganan illegal fishing di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan mampu menenggelamkan 488 kapal yang melakukan pencurian di wilayah kedaulatan negara RI.

Upaya menteri Susi Pudjiastuti bukan hanya mendapatkan apresiasi dari dalam negeri tapi juga menjadi contoh bagi negara-negara lainnya dalam menjaga kekayaan laut bangsanya sendiri demi kesejahteraan dan masa depan generasi selanjutnya.  

Praktis topik debat capres putaran kedua antara Jokowi dan Prabowo soal Pangan menjadi keunggulan dan prestasi Jokowi yang mau tak mau harus diakui oleh Prabowo.

Pemerintah hingga saat ini masih terus mengembangkan infrastruktur tol laut dengan membangun beberapa pelabuhan untuk menciptakan konektivitas antar pulau. Manfaatnya adalah kesejahteraan meningkat dan daya saing yang tinggi. Tentu juga akan memengaruhi harga pangan dalam soal pengiriman.

Gagasan tol laut ini akan menjadi masa depan Indonesia. Hasilnya bisa langsung dirasakan oleh warga Papua di Sorong. Harga semen yang tadinya mencapai Rp 1 juta per zak, dengan hadirnya tol laut kini bisa sama harganya sekitar Rp 60 ribu saja per zak.

Kita bisa simpulkan bahwa Jokowi cukup piawai dan menguasai permasalahan pangan di Indonesia. Pemerintah mengakui jika masih ada kekurangan di sana-sini tapi bukan berarti pemerintah tutup mata termasuk soal impor. Inilah justru yang menjadi tantangan bagi seorang pemimpin.

Dengan gagasan-gagasan normatif Prabowo, saya jadi tambah ragu bagaimana nasib pangan kita ke depan jika ia yang jadi pemimpin negeri ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun