Siapa yang tak kenal dengan Kang Jalal. Doktor di bidang ilmu politik ini merupakan salah satu cendekiawan muslim yang gagasan-gagasannya sederhana tapi memiliki makna yang mendalam.
Kang Jalal punya segudang cerita dari peristiwa-peristiwa kecil yang pernah ia rasakan sendiri. Misalnya bagaimana apiknya cerita kang Jalal tentang sosok tetangganya yang tak berpendidikan tapi mampu memberikan pencerahan pada dirinya tentang maulidan. Sebuah ritual yang dulu tak pernah sama sekali ia lakukan karena kultur dan lingkungannya.
Ya, sosok yang diceritakan kang Jalal itu meninggal dunia tersambar kereta. Dalam keadaan sakaratul mautnya, sosok itu justru mengingatkan kang Jalal untuk memperingati maulid Nabi.
Cerita itu digambarkan oleh kang Jalal tentang bagaimana sosok yang selama ini dianggapnya remeh justru dalam detik-detik kematiannya masih mengingat Nabi SAW. Menunjukkan satu bukti kecintaannya pada Rasulullah SAW.
Dalam perjalanannya memang terjadi perbedaan pendapat. Ada yang menganggap bahwa peringatan maulid nabi ini termasuk bidah. Tuduhan ini memang baru santer satu dasawarsa ke belakang ini. Tak pelak isu syiah sesat pun menjadi gorengan yang panas untuk menyerang sosok Jalaluddin Rahmat.
Tak perlu heran karena selama hampir satu dasawarsa, Wahabi sengaja menembuskan kebencian pada sekelompok minoritas. Mereka terus menerus ditekan dan diteror. Tak perlu heran bila warga Jabar termasuk golongan yang banyak terpapar radikalisme.
Kang Jalal yang ilmunya dalam dan luas ini tiba-tiba dikategorikan murtad oleh sebagian kalangan. Pasalnya hanya karena berbeda madzhab dalam Islam. Mereka yang tidak memahami tentang perbedaan madzhab secara mendalam akhirnya ikut-ikutan menyesatkan orang lain yang masih sesama muslim tanpa alasan dan dasar yang kuat.
Dalam kondisi terpinggirkan seperti itu, PDIP justru hadir dan merangkul Kang Jalal sebagai salah satu calon anggota dewan. Pada pemilu 2014, Kang Jalal berhasil menduduki kursi DPR RI mewakili Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat dari dapil Jawa Barat II.
Tuduhan-tuduhan tentang kesesatan kang Jalal masih santer hingga saat ini. Apalagi Kang Jalal kembali mencalonkan sebagai anggota dewan tahun 2019 ini. Tuduhan tersebut jelas disinyalir ingin menjegal jalan kang Jalal menuju Senayan.
Tak berbeda jauh dengan PDIP yang selalu dituduh anti Islam. Fitnah-fitnah keji tersebut terus menerus dilakukan sekelompok orang yang memang sengaja ingin menghancurkan negara ini.
Kelompok dan golongan minoritas seperti syiah yang menjadi salah satu madzhab yang diakui dalam Islam justru seharusnya mendapatkan perlindungan dari partai Islam seperti PKS. Sepertinya PKS punya kepentingan politik tertentu untuk menyingkirkan syiah karena beda aliran.