Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Dear dokter Gamal, Jangan Ikut Sebar Hoaks, Berat! Biar Mereka Saja

7 Januari 2019   23:40 Diperbarui: 8 Januari 2019   00:08 1454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Twitter Gamal Albinsaid

Foto Twitter Gamal Albinsaid
Foto Twitter Gamal Albinsaid
"Kesannya seolah dalam 3 tahun pertumbuhan utang melonjak 3 kali lipat, padahal masih wajar selaras pertumbuhan ekonomi. Visualization is powerful, secara bawah sadar ini pesan yang mau disampaikan."

"5) Nilai pertumbuhan utang di era sebelumnya tidak ditampilkan sebagai pembanding. Padahal di gambar sebelumnya dibanding-bandingkan secara nilai absolut. Kenapa? Ya tentunya karena tidak mendukung tujuan jahat memburuk-burukkan era Presiden @jokowi "

"6) Sama seperti sebelumnya, akan lebih adil kalau pertumbuhan utang ditampilkan dengan mempertimbangkan proporsinya atas pertumbuhan ekonomi."

"7) Modus operandi half truth: Bu Sri Mulyani dikutip separuh saja statemen faktanya, bahwa hutang per kepala sebesar US$ 997 sekitar Rp 13 juta. Padahal beliau melanjutkan: Ini jauh lebih rendah dari Jepang (75 jt) dan Amerika Serikat (874 jt!!). "

8) Untuk yang ini, hutang BUMN, sudah dikuliti oleh kakak @mrshananto intinya tabungan bangsa Indonesia bank BUMN dihitung dalam angka "hutang" tersebut.  Makin besar makin bagus dong, bukankah rajin pangkal pandai, hemat & rajin menabung pangkal kaya?

"Intinya proporsional dengan ekonomi. Saya kutip dari link tadi, kesimpulan bu Sri Mulyani: "Rasio utang terhadap PDB Indonesia terjaga pada level sekitar 27%. Ini berkat kemampuan pemerintah menjaga defisit anggaran tetap terjaga di bawah 3% terhadap PDB setiap tahunnya." ungkap Ainun Najib yang tampak bersemangat mengcounter cuitan sahabatnya itu.

Membandingkan cuitan antara dokter Gamal dengan Ainun Najib saja sudah kontras. Amat kontras sekali!

Dokter Gamal muncuit seperti seorang pangeran yang sedang berkeluh kesah membicarakan luka. Ya, luka Indonesia. Lama-lama dokter Gamal bisa terkena syndrome baper ala mantan presiden yang satu itu lho kalau gaya tulisannya begini terus.

Ciyee diupdate ciyeee / Foto Twitter dokter Gamal Albinsaid
Ciyee diupdate ciyeee / Foto Twitter dokter Gamal Albinsaid
Karena ramai dibahas, akhirnya dokter Gamal pun merasa malu untuk mengoreksi infografis yang ada. Tanpa ada permintaan maaf. Yup, maaf sepertinya sudah menjadi kata-kata yang mahal bagi Kubu Prabowo.

Lihatlah dokter Gamal, saya ingin mengingatkan lagi tentang salah satu Hadis Nabi SAW.

"Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun