Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Merintis Bisnis Kuliner, 3 Milenial Angkat Kuliner Lokal

13 November 2018   16:12 Diperbarui: 13 November 2018   18:33 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HuluKali Cisadane Walk / dok.pribadi

Kafe HuluKali adalah wujud kolaborasi generasi milenial yang terkonsep dengan baik. Tidak ada satupun yang mendominasi, yang ada justru mereka saling melengkapi dengan latar belakangnya masing-masing.

Dari perbincangan kami, saya merangkum ada tiga kuliner lokal yang jadi andalan di HuluKali, yaitu Nasi Jagal, Laksa dan Kopi Buaya.

Nasi Goreng Jagal / dok.pribadi
Nasi Goreng Jagal / dok.pribadi
Iden bercerita bahwa di daerah Benteng, Tangerang terkenal dengan Nasi Jagalnya. Saya sendiri justru baru mengenal kuliner ini. Meskipun bukan merupakan kuliner asli Tangerang, Nasi Jagal sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat sekitar pinggir kali Cisadane.

Iden sampai harus jauh-jauh ke Madura untuk menelusuri riwayat Nasi Jagal. Karena kebetulan si penjual Nasi Jagal merupakan orang Madura. Mengapa disebut Nasi Jagal? Asal usul Nasi Jagal ternyata karena nasi dengan bumbu dan potongan daging ini dijual tak jauh dari lokasi Rumah Jagal Benteng.

Roti Bakar Nutella / dok.pribadi
Roti Bakar Nutella / dok.pribadi
Ide Nasi Jagal inilah yang diangkat oleh Iden untuk mengenalkannya pada generasi Milenial. Iden merasa harus mengangkat kuliner lokal dengan kemasan yang lebih modern dan bisa diterima oleh anak muda.

Mereka melakukan hal ini bukan tanpa alasan. Selama 30 hari berjalan, rata-rata pemesanan justru lebih didominasi dengan kuliner bernuansa westren seperti pasta. Berangkat dari selara pasar inilah Iden dan kawan-kawannya berusaha untuk melakukan inovasi bagaimana caranya agar kuliner lokal tetap menjadi tuan rumah di Tangerang.

Karena penasaran dengan cerita Iden, akhirnya saya memesan Nasi Goreng Jagal. Harganya sekitar Rp 25 ribu perporsi dengan plating yang sangat menarik.

Laksa Tangerang khsa HuluKali / dok.pribadi
Laksa Tangerang khsa HuluKali / dok.pribadi
Sementara mas Ono yang tadinya tidak mau makan jadi memesan Laksa HuluKali. Kami memang jadi penasaran seperti apa rasa modifikasi kuliner lokal yang mereka lakukan.

Untuk rasa Kopi Buaya sendiri setelah saya cicipi ternyata rasanya lebih didominasi dengan rasa pandan ketimbang kopi. Iden pun mengamini demikian. Bahkan Iden sudah berualng kali mencoba beberapa kopi yang cocok untuk menghasilkan resep yang pas untuk Kopi Buayanya.

Akhirnya Nasi Goreng Jagal pun datang. Saya langsung memburunya. Rasanya sangat menarik dan enak. Ada rasa gurih dan sedikit manis dan perpaduan daging cincang yang nikmat. Setelah mencobanya saya langsung jatuh cinta dengan Nasi Jagalnya.

Kopi Buaya Hulukali / dok.pribadi
Kopi Buaya Hulukali / dok.pribadi
Sementara itu saya juga mencoba Laksanya. Kebetulan saya memang kurang suka Laksa tapi setelah mencicipi Laksa HuluKali, cita rasanya memang cukup modern. Saya jadi seperti makan spaghetti hahaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun