Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Begitu Mudahkah Prabowo Terpedaya Emak-emak?

8 Oktober 2018   22:35 Diperbarui: 9 Oktober 2018   06:05 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prabowo Subianto yang sejak semula ingin menjaring suara emak-emak, justru kini mendapatkan tulah karena diperdaya oleh seorang emak-emak yang notabene merupakan salah satu tim juru kampanye dari kalangan mereka sendiri.

Buat Pak Prabowo Subianto yang sudah malang melintang di dunia militer dan mengenal dunia intelijen, rasanya membuat saya tidak percaya. Semudah itukah mantan Danjen Kopassus diperdaya oleh seorang emak-emak?

Bisa jadi emak-emak yang dimaksud memang bukan emak-emak sembarangan. RS tercatat merupakan seorang penulis naskah drama dan sutradara dengan segudang prestasi. Bahkan pernah mendapatkan penghargaan dalam Vesoul International Film Festival di Prancis tahun 2010. Ia menjadi penulis skenario sekaligus sutradara "Jamila dan Sang Presiden".

Dengan terungkapnya pengakuan kebohongan yang dilakukan oleh RS menjadi bukti bahwa saat ini Prabowo Subianto lemah soal pengecekan berita bahkan dari timnya sendiri.

Bagi Prabowo Subianto sebetulnya akan sangat mudah sekali untuk menyuruh orang lain melakukan investigasi kecil-kecilan sebelum melakukan konferensi pers menyatakan bahwa ada tindak kesewenang-wenangan terhadap RS yang saat itu mengaku dianiaya.

Tindakan Prabowo Subianto ini jelas sangat terlihat grasak-grusuk. Akibatnya memang sangat fatal, karena sudah menjadi konsumsi nasional sampai-sampai mengalahkan berita bencana yang terjadi di Palu dan Donggala.

Amat disayangkan jika lingkaran utama Prabowo Subianto kecolongan dengan hoax terbesar abad ini. Apalagi Prabowo merupakan salah satu capres yang bercita-cita untuk merangkul suara emak-emak.

Kasus ini tentu saja akan membuat kepercayaan Prabowo terhadap golongan emak-emak memudar. Bisa jadi golongan emak-emak pun akan sebaliknya menarik dukungan dari Prabowo Subianto.

Pasalnya, saat ini RS justru dihinakan dan tidak ada satupun yang mau membelanya. Partai Gerindra bahkan berencana untuk mempolisikan RS akibat ulahnya membohongi pimpinannya.

Sebagai orang awam, tentu saja saya amat sangat terkejut. Semula memang saya sedikit percaya ketika melihat penampakan RS dengan muka yang kita lihat sendiri di sosial media.

Ratna bertemu Prabowo/detik.com
Ratna bertemu Prabowo/detik.com
Namun, keraguan tersebut muncul setelah banyak yang bersuara bahwa RS bukan merupakan korban aniaya jika dilihat lebih seksama dari luka-lukanya. Apalagi saat itu yang pertama kali bersuara adalah Tompi.

Tompi memang dikenal sebagai salah satu artis dan penyanyi di Indonesia tetapi kita juga perlu mengetahui bahwa Tompi memiliki kapasitas dalam mengomentari kondisi RS pasca operasi plastik.

Dari kasus ini, saya melihat bahwa tim Prabowo lemah ketika mendapatkan berita. Seharusnya ada tim yang mengecek kebenaran berita tersebut sebelum diangkat dan disiarkan melalui media massa.

Jelas insiden ini akan menjadi cela bagi tim Prabowo Subianto dan sandiaga Uno. Bagaimana mungkin seorang calon presiden yang akan memimpin 250 juta jiwa terpedaya oleh seorang emak-emak?

Apapun alasannya, sebagai salah satu orang yang pernah memilih Prabowo pada pemilu 2014. Bencana hoax ini memiliki efek yang lebih besar dibandingkan dengan musibah yang sedang melanda negara ini.

Tidak sedikit sejarah yang mencatat bahwa peperangan timbul karena kebohongan dan rekayasa. Termasuk kebohongan-kebohongan yang disebarluaskan oleh media propaganda Amerika ketika memberitakan kondisi Suriah.

Prabowo yang memiliki latar belakang militer yang sangat kuat akan sangat berbahaya jika memegang tampuk kekuasaan sebagai pemimpin tertinggi di negara ini, jika Prabowo kembali termakan hoax.

Saya jadi ingat sama admin akun Twitter Presiden Jokowi yang secara tidak sengaja mengunggah konten JKT48. Pada saat itu juga admin tersebut dibebastugaskan. Itu baru urusan admin sosmed aja. Apalagi kalau sudah jadi presiden beneran. Tugas dan tanggung jawabnya lebih besar daripada sekadar admin sosmed.

Bagi saya, hal ini justru menambah keraguan. Apakah benar, Prabowo bisa menjadi presiden yang dipercaya?

Atau jangan-jangan Prabowo sudah tahu sejak awal bahwa RS memang tidak dianiaya? 

Entahlah, yang jelas ini kita memang harus menunggu penyelidikan para penyidik kepolisian yang kabarnya akan mengembangkan kasus RS dengan kemungkinan tersangka baru.

Kasus ini tidak bisa dianggap kasus yang sepele karena menyangkut kredibilitas serta integritas tokoh bangsa. Apalagi sudah membuat gaduh negara sampai-sampai ada upaya kasus tersebut diarahkan untuk memfitnah pemerintah.

Kita tunggu saja dengan sabar perkembangannya dari penyelidikan Kepolisian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun