Alhamdulillah setelah sebulan berpuasa serta melewati tantangan menulis one day one article dalam event #thrkompasiana, akhirnya bisa diselesaikan pada penghujung Ramadhan sekaligus merayakan Hari Kemenangan Lebaran 2018.
Satu bulan penuh bukan waktu yang singkat untuk menguji determinasi dan juga menjawab tantangan dalam event paling panjang yang pernah saya ikuti. Ketika saya memutuskan untuk ikut serta dalam kompetisi ini, saya hanya ingin menguji sampai sejauh mana batasan yang bisa saya capai. Syukur alhamdulillah ternyata saya bisa melewatinya hingga garis finish.
Meskipun awalnya memang ragu. Pasalnya teman-teman Kompasianer lain yang mengikuti kompetisi ini bukan nama baru. Bahkan beberapa diantaranya sudah memiliki nama besar dan kerap memenangi lomba dalam skala Nasional. Sebut saja Cucum Suminar yang memiliki cerita khasnya dari seberang. Selain itu ada juga Tilaria Padika dan Deddy Huang yang memiliki sudut pandang lain tentang Ramadhan yang unik.Â
Tulisan keduanya malah sering jadi trending topic dan diganjar headline oleh Admin. Kadang bikin iri dan membuat saya putus asa. Apakah saya bisa melewati mereka? Tapi, kalau saya berhenti di tengah jalan, rasanya sayang dan saya tidak akan mendapatkan apa-apa.
 Alasan lain karena saya juga merasa malu dengan tulisan-tulisan Latifah Maurinta, meski dalam kondisi keterbatasan, ia tetap bisa memukau banyak pembaca. Tengok saja tulisan-tulisan ringan dan sarat makna yang kerap mendapatkan rating dan komen.
Belum lagi nama-nama beken lain seperti Khrisna Pabicara, travel blogger Haryadi Yansyah, sajian apik travel ala Kompasianer Dizzman, determinasi Agung Han, konsistensi Rifki Feriandi, nama besar Lilik Fatima Azzahra, Giri Lumakto, Adian Saputra dan  Listhia H Rahman. Belum lagi jawara Kompasianer of the Year seperti Maria G Soemitro. Tentu saja nama-nama tersebut membuat saya menjadi merasa kecil dan belum ada apa-apanya.
Bagi saya justru itulah yang membuat kompetisi ini terasa lebih istimewa. Menjadi sebuah kehormatan dan kebahagiaan karena saya bisa berada di antara nama-nama beken tersebut.
Jujur tidak ada persiapan apapun dalam event kali ini. Saya hanya mengutarakan cerita-cerita ringan yang pernah saya alami serta menggali banyak kenangan masa lalu sembari menyembuhkan luka dengan terapi menulis. Saya yakin, dengan melepas emosi melalui menulis akan membuat hati saya semakin tentram.
Baca 5 Tradisi Lebaran yang Mirip dengan Tradisi Masyarakat Tionghoa
Pengalaman pertama melewati Lebaran 2018 sebagai seorang pekerja lepas
Apalagi tahun ini menjadi Lebaran pertama bagi saya sebagai seorang pekerja lepas. Ternyata saya merasa enjoy melewati Ramadhan sebagai pekerja lepas. Ada cukup banyak waktu yang bisa saya curahkan untuk keluarga di rumah. Kesempatan ini juga tidak saya lewatkan dan selalu buka bersama keluarga meskipun kadang-kadang diselingi dengan buka bersama di luar untuk memenuhi undangan.
Lebaran 2018, momen bermaafan dengan tetangga sekampung
Saatnya melepas rindu kuliner favorit
Sajian spesial Lebaran 2018 ini merupakan hidangan mewah. Ketupat ditemani kawan-kawannya bukan hanya opor ayam saja tapi ada juga rendang, sambal goreng ati beserta petenya, sayur kacang dan tentu saja ayam kampung yang gurih.
Tapi, demi memburu kuliner lainnya, sengaja tidak terlalu banyak mengambil porsi. Sisakan buat sajian lain nanti hehehe.
Pengalaman seru buat si kecil mengenal keluarga baru
Sedikit demi sedikit mereka akan tumbuh dan saling mengenal lebih baik lagi satu sama lain.
Mendoakan mereka yang paling berjasa bagi kita
Selamat berlebaran buat teman-teman Kompasianer. Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H