Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Jangan Memberikan Salam Tempel Lebaran karena Gengsi Semata!

11 Juni 2018   22:51 Diperbarui: 11 Juni 2018   22:53 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbagi di depan orang banyak kadang-kadang ada perasaan bangga. Hati-hati jika menjorok pada rasa riya atau merasa senang dipuji orang lain karena sudah bisa memberikan salam tempel, apalagi jika nilainya cukup besar.

Jangan jadikan pula salam tempel Lebaran sebagai sebuah kewajiban atau keharusan menjalankan sebuah tradisi Lebaran tanpa mempertimbangkan kondisi keuangan. Jangan pernah beranggapan bahwa jika tidak memberikan salam tempel lantas tidak dianggap memiliki posisi dan kedudukan di mata keluarga lainnya.

Baca Kebiasaan Ayah Memberikan Hadiah Pada Saat Lebaran

Inilah mengapa salam tempel juga bisa jadi hal yang sangat sensitif. Untuk itu penting sekali bagi orang tua mendidik dan menginformasikan pada anak-anaknya untuk tidak membanding-bandingkan besaran salam tempel dari saudara yang satu dengan saudara yang lainnya.

Jangan pula menjadikan salam tempel membuat sikap kita menjadi berbeda. Baik pada yang memberi dan kurang ramah pada yang tidak memberi.

Jangan pernah meremehkan orang lain yang tidak bisa memberikan salam tempel Lebaran pada anak-anak kita karena kita tidak pernah tahu kesulitan apa yang sedang dihadapinya. Justru dalam kondisi saat itu, kitalah yang dituntut untuk membantu mereka yang kesulitan.

Bahasan salam tempel Lebaran tidak akan serumit ini jika semuanya menganggap salam tempel hanya sekadar berbagai kebahagiaan.

Sekedar info juga bahwa salam tempel bukan seperti sumbangan perkawinan yang "wajib" dikembalikan. Berilah salam tempel secara sukarela tanpa memperhitungkan apapun. Memberi dengan ikhlas dan menerimanya dengan lapang dada.

Dzulfikar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun