"Banyak yang gagal dalam membangun startup. Jangan dipikir bahwa mendirikan startup itu mudah. Kalau kamu mau maju, kamu harus adaptable di dunia disrupsi digital saat ini. Kalau kamu mau kaya, kamu salah jalan dengan membangun startup" kata-kata itu diungkapkan seorang Founder lulusan Amerika Serikat yang kini mendirikan sekolah Coding di BSD City, Purwadhika. Foundernya bernama Purwo Hartono yang ikut hadir dalam acara "How to Be a Digipreneur?" di UNIKA Atma Jaya BSD City, Tangerang Raya (26/04).
Purwa tidak sendirian memberikan pemahaman dan memberikan sedikit latar belakang mengapa dirinya kini terjun untuk mendirikan sekolah coding dihadapan ratusan mahasiswa Unika Atma Jaya BSD.
Salah satu founder setipe.com, Razi Thalib pun menceritakan latar belakangnya mengapa ia membangun setipe.com. Sepulang dari Australia, Razi melihat bahwa generasi muda di Indonesia kerap kali bermasalah dengan jomblo. Bahkan kata-kata jomblo kerap kali dijadikan lelucon tiada akhir.
Namun kata Razi, bahwa inti startup itu menghubungkan orang lain. Misalnya salah satu contoh sederhana yang paling banyak digunakan saat ini adalah ojek online. Gojek atau Grab hadir di Indonesia untuk menghubungkan antara pengemudi dan juga penumpang. Adanya ojek online merupakan solusi untuk menghindari kemacetan di Jakarta, kata Razi.
Tidak berbeda dengan Facebook, tambah Razi. Facebook tidak membuat konten. Namun, dengan menghubungkan orang dari berbagai latar belakang dan dari tempat yang jauh berbeda, jutaan bahkan triliunan konten tercipta karena Facebook berhasil menghubungkan banyak orang dalam satu wadah yang sama.
Jadi kata Razi, jika kamu ingin membangun startup maka hal pertama yang harus kamu cari adalah temukan masalah yang ada di lingkungan kamu, dan cari solusinya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Inilah tantangan yang dihadapi Razi di Indonesia. Urusan pernikahan di Indonesia bukan semata urusan dua orang saja tapi juga urusan dua keluarga. Kalau tidak cocok, dua keluarga bisa berantem, kata Razi.
Masalah sosial budaya inilah yang unik. Razi akhirnya bekerja keras dan berusaha untuk menyempurnakan algoritmanya sesuai dengan karakteristik sosial budaya dan latar belakang pasangan yang serius. Dengan cara itu sampai saat ini setipe.com sudah berhasil menjodohkan 304 pasangan dan berlanjut ke jenjang pernikahan.
Purwadhika didirikan Purwo untuk semua kalangan dan untuk semua umur. Utamanya bagi entrepreneur yang ingin belajar tentang coding, pengembangan mobile apps sampai dengan digital marketing. Training menjadi developer bisa ditempuh dalam waktu 6 bulan di sekolah Codingnya.
Purwo menekankan bahwa semua profesi perlu mempelajari coding agar bisa beradaptasi dengan disrupsi digital. Jika tidak, maka tinggal menunggu waktu seperti gugurnya beberapa ritel di Amerika. Bahkan kini sudah terasa hingga ke Indonesia.
Untuk mendukung hal tersebut, Sinar Mas Land saat ini tengah membangun Digital Hub di BSD City yang akan menjadi tempat untuk mempertemukan para founder, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan di dunia digital, kata Irvan.
Sinar Mas Land berharap bahwa Digitalhub nantinya bakal menjadi Silicon Valleynya Indonesia. Digital Hub akan dibangun di lahan seluas 25 hektar yang berdekatan dengan AEON Mal BSD dan beberapa kampus terkemuka di kawasan BSD City.
Sedangkan Purwo menambahkan bahwa saat ini investor tidak melihat produk tetapi tim yang solid. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Razi bahwa kebanyakan startup gagal atau berhenti ditengah jalan bukan karena kekurangan uang atau komplain dari pengguna tetapi karena foundernya quit. So, dengan hadirnya Digital Hub di BSD City ini pastinya bakal jadi kesempatan emas buat para digipreneur masa depan di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H