Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Stasiun Kebayoran dan Permasalahannya, Masih Adakah Solusinya?

28 November 2016   18:13 Diperbarui: 28 November 2016   18:18 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat palang pintu kereta api tertutup, bak sebuah petaka, karena dunia seakan berhenti.

Ojek ojek Online ini juga menambah keruwetan penduduk sekitar dan pemilih warung yang telah lama berdiri di sekitar Stasiun. Mereka memarkir seenaknya di depan pintu warung, bengkel hingga mulut gang rumah penduduk yang telihat padat dan kumuh.

Seiring waktu berjalan semua bergeming, dalih menutupi kebutuhan hidup dan tetap bertahan di Jakarta. Lambat laun semua sadar dan membiarkan kesemrawutan.

Mungkin saya termasuk pengendara lain hanya bisa mengumpat dalam hati setiap melewati stasiun Kebayoran. Ini salah satu jalan alternatif yang bisa ditempuh saat pertigaan dekat Halte Pasat Kebayoran Lama telihat padat dan terkunci saat saat rush hour.

sempit dan sulit untuk pejalan kaki mendapatkan akses keluar masuk stasiun Kebayoran
sempit dan sulit untuk pejalan kaki mendapatkan akses keluar masuk stasiun Kebayoran
Apa yang harus dilakukan?

Semua memang tak bisa dihilangkan, penumpang pun butuh tempat transit. Pemerintah saatnya mencari lahan atau merekayasa lalu lintas daerah Stasiun Pasar Kebayoran. Satu -satunya jalan adalah memaksa ojek masuk ke pelataran Stasiun untuk memberikan sedikit ruang bagi pengguna jalan yang hendak lewat.

Bayangkan saat macet, pejalan kaki saja sulit untuk mendapatkan haknya berjalan kaki.

Saat palang pintu kereta api tertutup, bak sebuah petaka, karena dunia seakan berhenti.
Saat palang pintu kereta api tertutup, bak sebuah petaka, karena dunia seakan berhenti.
Drainase dan gorong-gorong di sekitar dibiarkan terbuka, padahal bisa ditutup dan dijadikan trotoar yang layak pagi pejalan kaki yang hendak ke Gandaria City.

Memang pelik untuk urusan pengaturan lalulintas, tapi bukan lantas tak mencari solusi dan membiarkan bom waktu ini terus berputar. Entah kapan, suatu saat pasti akan meledak.

DzulfikarAlala  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun