Ojek ojek Online ini juga menambah keruwetan penduduk sekitar dan pemilih warung yang telah lama berdiri di sekitar Stasiun. Mereka memarkir seenaknya di depan pintu warung, bengkel hingga mulut gang rumah penduduk yang telihat padat dan kumuh.
Seiring waktu berjalan semua bergeming, dalih menutupi kebutuhan hidup dan tetap bertahan di Jakarta. Lambat laun semua sadar dan membiarkan kesemrawutan.
Mungkin saya termasuk pengendara lain hanya bisa mengumpat dalam hati setiap melewati stasiun Kebayoran. Ini salah satu jalan alternatif yang bisa ditempuh saat pertigaan dekat Halte Pasat Kebayoran Lama telihat padat dan terkunci saat saat rush hour.
![sempit dan sulit untuk pejalan kaki mendapatkan akses keluar masuk stasiun Kebayoran](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/11/28/img-20161125-082223-jpg-583c109c11977364095118a9.jpg?t=o&v=555)
Semua memang tak bisa dihilangkan, penumpang pun butuh tempat transit. Pemerintah saatnya mencari lahan atau merekayasa lalu lintas daerah Stasiun Pasar Kebayoran. Satu -satunya jalan adalah memaksa ojek masuk ke pelataran Stasiun untuk memberikan sedikit ruang bagi pengguna jalan yang hendak lewat.
Bayangkan saat macet, pejalan kaki saja sulit untuk mendapatkan haknya berjalan kaki.
![Saat palang pintu kereta api tertutup, bak sebuah petaka, karena dunia seakan berhenti.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/11/28/img-20161125-082131-jpg-583c10c1b47a618409fbc3e5.jpg?t=o&v=555)
Memang pelik untuk urusan pengaturan lalulintas, tapi bukan lantas tak mencari solusi dan membiarkan bom waktu ini terus berputar. Entah kapan, suatu saat pasti akan meledak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI