Tercatat TVS membukukan growth 22.46 persen selama bulan Maret dan April 2016. Â
Yap, tapi belum ada data yang jelas unit apa yang paling banyak menyumbangkan penjualan TVS di Indonesia. Padahal kapasitas produksi di TVS Motors Karawang bisa mencapai 200 unit per-hari selama 25 hari. Lalu sisanya kemana jika tidak laku di Indonesia? Eh, ternyata produksi TVS di Karawang Jawa Barat ini diekspor ke berbagai negara seperti Filipina, Iran hingga beberapa negara di Afrika.
Saat kunjungan saya ke pabrik TVS Karawang memang sedang mengepak mesin dan bagian lain ke dalam kardus untuk di kirim ke Iran. Beberapa part memang dikirim dalam bentuk part-part kemudian dirakit di negara tujuan.
Nah, untuk Apache RTR 200 4V ini beberapa part didatangkan langsung dari India seperti rangka bodi hingga beberapa bagian mesin. Namun secara keseluruhan dibangun di Indonesia. Proses perakitan mesinnya saja secara utuh membutuhkan waktu antara 30 hingga 40 menit dibantu oleh robot. Memang pabrik TVS di Karawang lebih padat karya. Secara keseluruhan ada 300 orang karyawan yang bekerja di TVS Karawang dari berbagi daerah dan negara.
Apache RTR 200 4V
Pengalaman saya mengendari TVS Apache 200 4V mungkin akan saya ceritakan pada tulisan selanjutnya. Namun kesan motor murah sirna setelah melihat TVS Apache 200 4V. Bahkan tak jarang mendapatkan respon cukup baik dari teman-teman di sosial media. Baik yang di daerah dan di ibukota merasa tidak percaya bahwa ini produksi pabrikan motor India.
Memang ini pekerjaan berat buat TVS untuk menggoda konsumen di Indonesia. Slogan Trust Value dan Service (TVS) benar benar harus diuji dengan posisi market share pabrikan Jepang yang hampir menguasai pasar Indonesia hingga 71 persen! Lawan raksasa bro.Â
Salam hangat www.dzulfikaralala.com Â