Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Test Ride TVS Apache RTR 200 4V Hingga Factory Visit TVS di Karawang

27 Agustus 2016   11:52 Diperbarui: 3 September 2016   22:49 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tercatat TVS membukukan growth 22.46 persen selama bulan Maret dan April 2016.  

Data AISI Maret April 2016 (adventuriderz.com)
Data AISI Maret April 2016 (adventuriderz.com)

Yap, tapi belum ada data yang jelas unit apa yang paling banyak menyumbangkan penjualan TVS di Indonesia. Padahal kapasitas produksi di TVS Motors Karawang bisa mencapai 200 unit per-hari selama 25 hari. Lalu sisanya kemana jika tidak laku di Indonesia? Eh, ternyata produksi TVS di Karawang Jawa Barat ini diekspor ke berbagai negara seperti Filipina, Iran hingga beberapa negara di Afrika.

Saat kunjungan saya ke pabrik TVS Karawang memang sedang mengepak mesin dan bagian lain ke dalam kardus untuk di kirim ke Iran. Beberapa part memang dikirim dalam bentuk part-part kemudian dirakit di negara tujuan.

Nah, untuk Apache RTR 200 4V ini beberapa part didatangkan langsung dari India seperti rangka bodi hingga beberapa bagian mesin. Namun secara keseluruhan dibangun di Indonesia. Proses perakitan mesinnya saja secara utuh membutuhkan waktu antara 30 hingga 40 menit dibantu oleh robot. Memang pabrik TVS di Karawang lebih padat karya. Secara keseluruhan ada 300 orang karyawan yang bekerja di TVS Karawang dari berbagi daerah dan negara.

Apache RTR 200 4V

Indian Motorcycle with Japanese looks (dokpri)
Indian Motorcycle with Japanese looks (dokpri)
Sebagai orang awan, boleh dibilang ini motor India yang tongkrongannya paling keren. Meskipun ada Bajaj 200ns yang juga memiliki tampilan hampir mirip. Konon TVS Apache 200 4V ini juga desainnya dibidani beberapa sentuhan desainer Eropa. Namun ini perlu dikonfirmasi ulang kembali.

Pengalaman saya mengendari TVS Apache 200 4V mungkin akan saya ceritakan pada tulisan selanjutnya. Namun kesan motor murah sirna setelah melihat TVS Apache 200 4V. Bahkan tak jarang mendapatkan respon cukup baik dari teman-teman di sosial media. Baik yang di daerah dan di ibukota merasa tidak percaya bahwa ini produksi pabrikan motor India.

Mimin sapa ya? muehehehe (dokpri)
Mimin sapa ya? muehehehe (dokpri)
Memang, desain motor India kurang terlihat garang dan macho. Lihat saja deretan Bajaj Pulsar lama dan Apache seri 160 dan 180. Sektor yang menjadi ciri khas adalah headlamp yang membulat. Eh tapi ternyata ditiru juga oleh pabrikan Jepang. Lihat saja tampilan CBR 150 versi lama dan Honda Mega Pro seri terakhir dengan headlamp yang Indian minded.

Memang ini pekerjaan berat buat TVS untuk menggoda konsumen di Indonesia. Slogan Trust Value dan Service (TVS) benar benar harus diuji dengan posisi market share pabrikan Jepang yang hampir menguasai pasar Indonesia hingga 71 persen! Lawan raksasa bro. 

Salam hangat www.dzulfikaralala.com  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun